Liputan6.com, Jakarta - Kesenian Reog Ponorogo masuk nominasi tunggal Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritagen/ICH) yang akan diusulkan Indonesia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Sebelumnya, Reog Ponorogo telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Mendikbud RI pada 2013.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendukung penuh dan mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung Reog Ponorogo menjadi Warisan Budaya Tak Benda di UNESCO.
Advertisement
Baca Juga
"Saya mendukung penuh Reog diusulkan menjadi warisan budaya tak benda di UNESCO. Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia," kata Menko PMK saat berdialog dengan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, di rumah dinas Bupati Ponorogo, 4 April 2022, dikutip dari kanal Global Liputan6.com, Rabu, 6 April 2022.
Yang mengejutkan, Muhadjir mengatakan kalau Malaysia juga berencana untuk mengajukan hal yang sama ke UNESCO. "Untuk Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," jelasnya, demikian dikutip dari laman kemenkopmk, Rabu, 6 April 2022.
Muhadjir mengatakan belum mengecek lebih jauh soal klaim Malaysia atas Reog Ponorogo. Baginya, mengklaim suatu budaya sebetulnya tidak salah dan masing-masing negara boleh mengajukan.
Meski begitu, Muhadjir menegaskan bahwa kesenian Reog memiliki bukti sejarah dan tradisi yang sudah mengakar di Indonesia. Hal itu sebagai bukti konkrit bahwa Reog adalah seni yang berasal dari wilayah Ponorogo Jawa Timur.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cerita Rakyat
Dilansir dari bebagai sumber, Reog Ponorogo menyajikan tarian berupa tokoh lakon dengan struktur cerita ikut mengiringi proses tari. Masyarakat Ponorogo dan sekitarnya akan mementaskan tarian tersebut setiap malam satu suro dan malam bulan purnama.
Seiring perkembangan zaman, tari ini juga digunakan sebagai seremoni sambutan atau bentuk penghormatan kepada tamu besar, sehingga tidak hanya untuk ritual-ritual saja. Tari Reog punya kisah tersendiri dalam proses kemunculannya.
Sejarahnya berasal dari cerita rakyat. Ada lima versi cerita yang berkembang, namun yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu. Dikisahkan bahwa Ki Ageng Kutu merupakan seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabumi pada abad ke-15.
Dia melakukan pemberontakan karena murka pada pemerintahan raja yang penuh kezaliman dan terpengaruh kuat dari istri raja Majapahit. Kemudian dia meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan bela diri. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan, maka dia membuat pertunjukan seni Reog yang merupakan sindiran kepada Raja Kertabumi dan kerajaannya.
Advertisement
Media Dakwah
Selain kisah tentang penaklukkan, kata Reog juga melahirkan cerita lainnya. Semula, Ki Ageng Kutu menciptakan barongan untuk para warok.
Setelah Ki Ageng Kutu dikalahkan, Raden Katong melestarikan barongan sebagai media dakwah Islam, mengungat Raden merupakan penyebar Islam pertama kali di Ponorogo. Barongan yang dimiliki warok sekarang menjadi milik masyarakat Ponorogo dan berganti nama menjadi Reog.
Kata reog berasal dari kata "riyokun" artinya "khusnul khatimah". Komposisi seni Reog Ponorogo terdiri dari lima unsur. Yang pertama Warok yang berasal dari kata wewarah yang berarti orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.
Yang kedua Jathil atau prajurit berkuda yang merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dilakukan berpasangan antara penari satu dengan lainnya.
Ditunggu Penonton
Ketiga adalah Bujang Ganong atau Patih Pujangga Anom yang merupakan adalah salah satu tokoh yang lincah, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela dir. Di setiap penampilannya senantiasa diperagakan oleh sepasang penari yang pada umumnya selalu ditunggu-tunggu oleh penonton khususnya anak-anak.
Yang keempat, Klono Sewandono atau Raja Klono merupakan seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa cemeti. Pusaka tersebut sangat ampuh dan dikenal dengan Pecut Samandiman.
Sang Raja tampan dan muda tersebut selalu membawa pusaka itu ke mana saja. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya.
Terakhir adalah Singo Barong yaitu tokoh dan penari berkepala macan dengan hiasan merak dan tampil paling dominan pada kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagian topengnya terdiri dari kepala harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan yang ditutup dengan kulit macan gembong/harimau Jawa.
Advertisement