Liputan6.com, Jakarta - Djibouti merupakan negara kecil yang berlokasi strategis di pantai timur laut Tanduk Afrika. Djibouti terletak di Selat Bab el Mandeb, yang berada di sebelah timur dan memisahkan Laut Merah dari Teluk Aden.
Dikutip dari Britannica, Sabtu, 13 Mei 2023, negara ini dahulu dikenal sebagai Somaliland Prancis (1896–-1967) dan Teritori Afar dan Issa Prancis (1967--1977), negara ini mengambil Djibouti sebagai namanya ketika memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada 27 Juni 1977. Ibu kota Djibouti adalah kota Djibouti, dibangun di atas terumbu karang yang menjorok ke pintu masuk selatan teluk, kota besar lainnya yakni Obock, Tadjoura, Ali Sabieh, Arta, dan Dikhil.
Negara itu memungkiri kepentingan regional dan geopolitiknya. Ibu kotanya adalah situs pelabuhan laut dalam modern yang melayani lalu lintas Samudra Hindia dan Laut Merah dan menampung pangkalan angkatan laut Prancis.
Advertisement
Kota Djibouti juga merupakan ujung rel untuk satu-satunya jalur yang melayani Addis Ababa, ibu kota negara tetangga Ethiopia. Masih banyak hal mengenai Djibouti, berikut enam fakta menarik Djibouti yang dirangkum Liputan6.com pada Jumat 12 Mei 2023.
1. Sebagian Besar Tanah Gurun
Negara ini terdiri dari 90 persen tanah gurun yang salah satunya adalah Gurun Danakil. Gurun ini adalah salah satu tempat terendah dan terpanas di Bumi. Akibatnya, negara ini memiliki iklim yang panas dan kering. Suhu secara teratur naik di atas 40 derajat Celsius selama bulan-bulan yang menyebabkan musim panas dan membuat tanahnya menjadi gersang.
2. Etnis di Djibouti
Berdasarkan kriteria linguistik, dua kelompok etnis terbesar adalah Somalia dan Afar. Orang Afar (Denakil, atau Danakil) berbicara bahasa yang membentuk rangkaian dialek dengan Saho. Saho-Afar biasanya diklasifikasikan sebagai bahasa Kushitik Timur dari filum bahasa Afro-Asia. Suku Afar tinggal di daerah berpenduduk jarang di sebelah barat dan utara Teluk Tadjoura.
Orang Somalia, yang ikut berbicara bahasa Kushitik Timur, terkonsentrasi di ibu kota dan bagian tenggara negara itu. Identitas sosial mereka ditentukan keanggotaan klan-keluarga.
3. Bahasa Prancis dan Arab sebagai Bahasa Resmi
Republik mengakui dua bahasa resmi, yakni bahasa Prancis dan Arab. Namun, Somalia adalah bahasa yang paling banyak digunakan, meskipun jarang ditulis dan tidak diajarkan di sekolah. Penggunaan Afar sebagian besar terbatas pada daerah Afar. Banyak orang Djibouti multibahasa.
Kefasihan berbahasa Prancis sangat penting bagi mereka yang memiliki aspirasi politik. Bahasa Prancis adalah sarana pengajaran di sekolah dasar dan menengah, meskipun bahasa Arab juga diajarkan sebagai bahasa pertama di kedua tingkat tersebut.
Advertisement
4. Bendera Djibouti Mewakili Masyarakat yang Multietnis
Bendera nasional Djibouti memiliki dua warna horizontal dengan garis-garis biru muda dan hijau muda yang sama dengan segitiga putih sama sisi di bagian kiri. Djibouti adalah negara multietnis sehingga benderanya mewakili kedua kelompok etnis.
Warna hijau mewakili orang-orang Afar sebagai simbol kemakmuran. Warna biru muda melambangkan orang Issa dan melambangkan laut dan langit. Bendera tersebut diresmikan 27 Juni 1977 ketika Djibouti mencapai kemerdekaannya.
5. Wisata di Djibuoti
Djibouti City menjadi tempat utama yang direkomendasikan untuk melakukan kegiatan berupa hiking. Wisatawan bisa menelusuri keindahan kota sambil berjalan kaki dan melihat-lihat gedung-gedung berarsitektur unik.
Selain itu ada Gulf of Tadjoura yang merupakan sebuah teluk dengan pemandangan spektakuler. Tempat ini populer dengan aktivitas menyenangkan seperti menyelam, berenang, dan snorkeling dengan hiu paus. Airnya berwarna biru tentu membuat mata seketika menjadi segar.
Tempat menarik lainnya, Lake Assal menjadi salah satu keajaiban alam di Afrika yang populer di kalangan para wisatawan mancanegara. Danau tersebut kandungan garam yang tinggi. Danau vulkanik ini menghasilkan penguapan garam dan meninggalkan lapisan putih bersalju di atas air.
6. Kuliner di Djibouti
Mengutip dari TasteAtlas, Jumat 12 Mei 2023, marake kaloune merupakan sup ikan tradisional yang berasal dari Djibouti. Hidangan ini biasanya dibuat bersama kombinasi fillet ikan (biasanya tilapia atau sea bass), kentang, bawang bombay, okra, terong, tomat, bawang putih, garam, merica, peterseli, nasi, dan minyak.
Kentang digoreng dengan minyak lalu dicampur dengan bawang bombay, okra, tomat, terong, pasta asam jawa, dan bawang putih. Bahan-bahannya dibumbui dengan garam dan lada hitam sebelum dicampur dengan ikan dan nasi. Campuran tersebut ditutup dengan air, didihkan, lalu direbus hingga nasi empuk.
Selain itu, ada Fah-Fah sebagai sup tradisional yang berasal dari Djibouti. Biasanya dibuat dengan kombinasi daging kambing, kol atau kangkung, daun bawang, bawang putih, bawang merah, kentang, cabai, ketumbar, garam, dan merica. Daging dan sayuran dimasukkan ke dalam panci, ditutup dengan air, dan direbus perlahan.
Setelah beberapa saat, bawang putih dan ketumbar ditambahkan ke dalam panci dan sup direbus hingga daging empuk. Setelah selesai, fah-fah biasanya disajikan dalam mangkuk terpisah dengan roti pipih canjeero (injera) di sampingnya. Sup biasanya dibuat di bagian selatan negara itu dan sering disajikan untuk makan malam.
Advertisement