Kasus Virus West Nile di Israel Sudah Makan 5 Korban Jiwa, Wisatawan Diminta Cegah Gigitan Nyamuk

Delapan pasien pengidap Virus West Nile dirawat di unit perawatan intensif di rumah sakit Israel dan saat ini berada dalam kondisi kritis.

oleh Asnida Riani diperbarui 04 Jul 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2024, 09:00 WIB
Maskapai Besar Batalkan Puluhan Penerbangan dari dan ke Tel Aviv Imbas Perang Israel vs Hamas
Penumpang melihat papan keberangkatan di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, pada 7 Oktober 2023, saat penerbangan dibatalkan karena serangan mendadak Hamas. Konflik tersebut memicu gangguan besar di bandara Tel Aviv, dengan American Airlines, Emirates, Lufthansa dan Ryanair termasuk di antara maskapai penerbangan yang penerbangannya dibatalkan. (GIL COHEN-MAGEN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Virus West Nile terus dilaporkan dari Israel, dengan Maariv menyebut bahwa setidaknya 100 orang telah terinfeksi penyakit ini. Delapan orang dirawat di unit perawatan intensif, dan saat ini berada dalam kondisi kritis.

Melansir Jerusalem Post, Rabu, 3 Juli 2024, sebagian besar pasien adalah penduduk Israel tengah. Beberapa di antaranya berasal dari wilayah Sharon dan dirawat di rumah sakit di Meir Medical Center, Kfar Saba. Enam pasien lainnya dirawat di rumah sakit di Sheba Medical Center, tiga di antaranya dalam kondisi kritis.

Sejauh ini, lima pasien meninggal dunia di Rabin Medical Center-Kampus Beilinson di Petah Tikva. Delapan pasien dirawat di rumah sakit, dan delapan pasien terduga lainnya belum diverifikasi di laboratorium pusat untuk mengetahui adanya virus.

Di Meir Medical Center, 25 pasien Virus West Nile dirawat di rumah sakit. Dua di antaranya berada dalam kondisi serius dan diberi ventilator serta obat penenang. Pasien tambahan dirawat di Rumah Sakit Ichilov di Tel Aviv.

Virus West Nile disebabkan virus yang hidup di alam liar, biasanya di antara burung. Perjalanan penyakit dimulai ketika nyamuk menggigit burung dan menularkan virus pada mereka, yang terus hidup di tubuh burung. Pada tahap selanjutnya, nyamuk terus menggigit dan menularkan virus ke hewan dan manusia.

Umumnya, virus ini dianggap sebagai penyakit ringan, namun dalam beberapa kasus, virus ini menyebabkan kesakitan parah, bahkan kematian. Infeksi biasanya terjadi tanpa gejala. Dalam beberapa kasus, virus ini mirip flu yang hilang dengan sendirinya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Saja Gejala Virus West Nile?

Ilustrasi nyamuk malaria
Ilustrasi nyamuk terinfeksi Virus West Nile. Foto oleh Laszlo Fatrai dari Pexels.

Gejala Virus West Nile meliputi demam, sakit kepala, lemas, nyeri sendi dan otot, konjungtivitis, serta ruam. Di beberapa kasus, pasien juga terkadang mual dan diare.

Penyakit ini dilaporkan parah pada satu persen kasus dan mencakup tanda-tanda neurologis, seperti meningitis, ensefalitis akut, atau kelumpuhan lembek akut. Masa inkubasi biasanya tujuh sampai 14 hari, dan dalam kasus luar biasa, tiga sampai 21 hari. Penyakit ini tidak menular dari orang ke orang.

Mereka yang berisiko terpapar adalah pasien dengan penyakit kronis yang menekan sistem kekebalan tubuh, pasien kanker dengan sistem kekebalan tubuh buruk, bayi, dan orang lanjut usia. Menurut literatur medis, virus ini ditularkan secara alami hanya melalui nyamuk yang terinfeksi.

Tidak ada vaksin bagi manusia untuk melawan virus ini. Saat ini, vaksin hanya tersedia untuk perlindungan pada kuda. Juga tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Pengobatan dilakukan salah satunya dengan infus antibodi intravena yang disebut IVIG dan obat interferon, yang dapat memperkuat kemampuan sistem kekebalan untuk menghilangkan penyebaran virus di dalam tubuh.


Bagaimana Cara Mencegah Virus West Nile?

Ilustrasi nyamuk
Ilustrasi nyamuk terinfeksi Virus West Nile. Sumber foto: unsplash.com/Thomas Kinto.

Sebagai bagian dari perawatan Virus West Nile, pasien menerima cairan, antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder, dan, bila diperlukan, dipasang ventilator. Cara utama mencegah penyakit ini adalah menghindari gigitan nyamuk melalui penggunaan obat nyamuk, tirai jendela yang memadai, pakaian yang sesuai, dan melaporkan kelompok nyamuk di dekat tempat penampungan air pada pihak yang berwenang.

Saat ini, Israel belum memberi rekomendasi resmi terkait wabah virus tersebut. Namun, publikasi lokal telah menyarankan turis dan warga lokal untuk sebisa mungkin menghindari gigitan nyamuk, sesuai rekomendasi di atas.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan menggunakan obat nyamuk yang terdaftar di Badan Perlindungan Lingkungan (EPA). Jika digunakan sesuai petunjuk, obat nyamuk yang terdaftar di EPA terbukti aman dan efektif, bahkan untuk perempuan hamil dan menyusui.

"Pun menggunakan tabir surya, selalu gunakan obat nyamuk setelah produk tersebut," sebut mereka. "Sebisa mungkin, pakai juga baju dan celana panjang."


Memilih Hotel yang Tepat untuk Hindari Virus West Nile

Ilustrasi nyamuk penyebab DBD.
Ilustrasi nyamuk terinfeksi Virus West Nile. Foto oleh Anuj dari Pexels.

CDC juga mengimbau wisatawan memilih hotel atau penginapan yang dilengkapi AC maupun tirai jendela dan pintu di wilayah dilaporkan Virus West Nile. "Gunakan kelambu jika Anda tidak dapat tinggal di tempat yang ber-AC atau berpenutup jendela dan pintu, atau jika Anda tidur di lua," kata pihaknya.

"Pilih kelambu putih dan berbentuk persegi panjang, dengan 156 lubang per inci persegi, dan cukup panjang untuk diselipkan di bawah kasur. Kelambu yang diberi permetrin memberi perlindungan lebih dibandingkan kelambu yang tidak diberi permetrin."

Sebagai konteks, permetrin adalah insektisida yang membunuh nyamuk dan serangga lainnya. Bila Anda mendapati gejala-gejala di atas, disarankan langsung ke klinik untuk meminta bantuan medis.

Dalam catatannya, Virus West Nile adalah virus yang ditemukan hampir di semua bagian dunia, termasuk Amerika Utara, Eropa, Afrika, Australia, dan Asia. Di Amerika Serikat, West Nile merupakan virus paling umum, dengan laporan kasus terjadi di 49 negara bagian.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya