Pedagang Nasi Goreng Ngeluh Terpaksa Tutup Lapak karena Gas LPG 3 Kg Langka

Pedagang nasi goreng itu mengaku kesulitan membeli gas LPG 3 Kg sejak minggu lalu.

oleh Asnida Riani diperbarui 04 Feb 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2025, 10:30 WIB
Warga Antre untuk Dapatkan LPG Subsidi 3 Kg
Larangan penjualan gas elpiji subsidi 3 kilogram pada toko-toko kelontong atau pengecer per 1 Februari 2025 menyebabkan warga kesulitan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya rumah tangga, usaha kecil, seperti lapak nasi goreng, tidak terkecuali dari dampak kelangkaan gas LPG 3 kg. Hal ini diungkap seorang pedagang nasi goreng di Condet, Jakarta Timur, bernama Wasis yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan gas melon, sebutan gas LPG 3 Kg, sejak Jumat, 31 Januari 2025.

"Saya sudah cari gas putar-puter Condet. Banyak (warung bilang gas 3 kg) kosong," kata dia pada merdeka.com, dikutip Selasa (4/2/2025). Saat diwawancara Minggu, 2 Februari 2025, Wasis belum tahu kabar bahwa pembelian gas sekarang harus melalui agen atau pangkalan.

Pria asal Tegal ini terpaksa menutup lapak nasi gorengnya sejak Sabtu, 1 Februari 2025, dan memilih pulang kampung karena kehabisan gas. "Saya pulang kampung, nggak jualan karena nggak ada gas. Kalau (gas) masih susah, saya sebulan di kampung," ujar dia.

Sebagai pedagang, Wasis menilai kebijakan yang mewajibkan membeli gas di agen begitu memberatkan. Pasalnya, jarak lapaknya dengan agen cukup jauh, sementara ia biasanya mudah membeli gas di warung terdekat. "Harapannya beli gas gampang, nggak ribet," ungkapnya.

Wasis juga menyoroti rencana pemerintah mewajibkan warga membeli gas LPG 3 kg lewat aplikasi mypertamina. Menurut dia, kebijakan itu lagi-lagi menyulitkan pedagang yang biasanya bisa dengan mudah mendapatkan gas di warung atau pengecer.

Terpisah, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco menyatakan, Presiden Prabowo Subianto sudah meminta Mengeri ESDM Bahlil Lahadalia agar memberi izin pengecer gas LPG 3 kg untuk aktif berjualan kembali. Hal itu menanggapi polemik kelangkaan penjulan gas melon.

Penjualan Gas di Pengecer Diaktifkan Kembali

Rencana Penggantian LPG 3 Kg dengan Kompor Listrik 1.000 Watt
Pekerja melakukan bongkar muat tabung elpiji atau LPG 3 kilogram di agen gas kawasan Rawasari, Jakarta, Senin (19/9/2022). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengutarakan keseriusan pemerintah dalam melakukan program konversi kompor gas berbahan LPG 3 kg menjadi kompor listrik 1.000 watt atau kompor induksi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

"Setelah komunikasi dengan Presiden, Presiden menginstruksikan pada ESDM untuk per hari ini mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025), lapor kanal News Liputan6.com.

Dasco menyebut, rencana pengecer-pengecer jadi sub pangkalan akan dilakukan secara bertahap.  "Larangan kemarin ini bukan kebijakan dari Presiden. Tapi melihat situasi dan kondisi tadi, Presiden turun tangan menginstruksikan agar para pengecer bisa berjalan kembali," ujarnya.

Selain itu, Dasco menegaskan stok LPG aman dan tidak pernah langka. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengklaim, pemerintah tidak mengurangi volume dan subsidi gas LPG 3 kg. Menurutnya, pemerintah dan Pertamina bekerja maksimal untuk memperbaiki sistem penjualan agar subsidi tepat sasaran.

"Dalam APBN, alokasi negara (senilai) Rp87 triliun untuk subsidi LPG ini (supaya) betul-betul tepat sasaran," kata Bahlil dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin, 3 Februari 2025. "Pertamina dan Kementerian SDM sudah bekerja maksimal."

"Dari Pertamina masuk ke agen-agen, masuk ke pangkalan-pangkalan, baru masuk ke pengecer. Kalau dari agen ke pangkalan itu masih bisa dikontrol secara teknologi," sambungnya.

 

Daftar Jadi Pangkalan Gas

Pertamina MOR III Salurkan 55 Juta Tabung LPG 3 Kg Per Hari
Pekerja menata tabung gas LPG 3 Kg di salah satu pangkalan LPG kawasan Sunter, Jakarta Utara, Jumat (21/7). Sedangkan harga pengecer berada diantara Rp. 18.000 – Rp 20.000. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Namun, kata Bahlil, penjualan di pengecer tidak bisa dikontrol pemerintah dan hal itu membut harga penjualan gas mahal dan tidak tepat sasaran. "Kami berkesimpulan agar pengencer jadi sub pangkalan. Tujuannya agar LPG yang dijual Itu harganya betul-betul masih terkontrol," ucapnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung meminta para pengecer gas mendaftarkan diri jadi pangkalan resmi. Waktu transisi dari pengecer jadi pangkalan resmi adalah satu bulan.

Yuliot menyampaikan, langkah tersebut merupakan upaya mencegah harga LPG 3 kg lebih mahal daripada harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh masing-masing pemerintah daerah. Selain itu, distribusi LPG 3 kg jadi lebih tercatat, sehingga pemerintah bisa mengetahui volume kebutuhan masyarakat.

Bahlil meminta masyarakat yang ikut antrean gas LPG 3 kg bersabar pada masa transisi penghapusan pengecer jadi pangkalan. "Bapak, ibu, semua saudara-saudara saya, mohon kasihkan waktu sedikit saja. Kami selesaikan ini," ucap Bahlil Lahadalia saat jumpa pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 3 Februari 2025, lapor Antara.

"Biasanya (jarak beli) cuma 100 meter bisa dapat LPG (dari) pengecer, sekarang mungkin bukan 100 meter, tapi mungkin 500 meter atau 1 km. Kadang-kadang, tempatnya pun belum tahu," ucapnya.

 

Bikin Susah Warga

LPG 3 Kg
PT Pertamina Patra Niaga menginformasikan, total konsumen yang berhak melakukan pembelian tabung gas bersubsidi LPG 3 kg sekitar 6,7 juta orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Di sisi lain, seorang warga bernama Santi mengaku tahu ke mana lagi harus mencari gas elpiji 3 kg untuk keperluan dapurnya. Warga Tangerang ini kesulitan mendapatkan gas melon pada tingkat pengecer sejak sepekan lalu.

"Bingung saya juga, pagi harus masak, terutama bekal anak-anak sekolah. Sekarang jadi harus beli lauk di luar, yang ada pengeluaran hari-hari jadi lebih besar," keluh Santi, salah seorang ibu muda yang tengah mengantre membeli gas melon, Senin, lapor kanal News Liputan6.com.

Langkanya tabung gas LPG 3 Kg membuat sengsara ibu rumah tangga hingga pedagang makanan. Saat News Liputan6.com memantau antrean gas di salah satu agen di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, sekitar pukul 12.15 WIB, ada seorang ibu yang membawa serta anaknya yang masih mengenakan seragam sekolah.

Ibu tersebut beberapa kali bolak balik, memastikan ketersediaan gas di agen. Namun, hingga siang hari itu hasilnya masih nihil. Pasalnya, gas tersebut dia gunakan untuk berjualan gorengan dan seblak, serta masak sehari-hari.

"Ini saja pagi tadi saya terpaksa kasih sarapan anak yang ada saja di dapur. Nasi, garam, sudah. Habis bagaimana, mau masak enggak bisa," cerita sang ibu yang diiyakan anaknya.

Infografis Beli Gas Subsidi LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP Mulai 1 Januari 2024
Infografis Beli Gas Subsidi LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP Mulai 1 Januari 2024 (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya