Liputan6.com, Jakarta - Deddy Corbuzier belum lama dilantik sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan. Sosok mentalis, presenter, dan influencer ini ternyata memiliki riwayat pendidikan yang cukup mentereng.
Deddy diketahui menamatkan pendidikan menengah atasnya di SMA Santa Theresia, sebuah sekolah Katolik yang bergengsi di Jakarta. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengambil jurusan Psikologi di Universitas Katolik Atma Jaya. Â
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman LinkedIn miliknya, Deddy berhasil menyelesaikan studi sarjananya dengan lulus pada 1998, sebuah pencapaian yang menunjukkan dedikasinya dalam bidang ilmu perilaku manusia. Tak berhenti sampai di situ, keingintahuan dan semangat belajar Deddy Corbuzier membawanya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Advertisement
Ia melanjutkan pendidikan S2 di bidang Psikologi di University of London, Inggris, dan lulus pada 1999. Universitas bergengsi ini telah melahirkan banyak ahli psikologi terkemuka di dunia. Pengalaman belajar di luar negeri ini tentu saja menambah wawasan dan keahlian Deddy dalam memahami psikologi secara lebih mendalam.
Selain pendidikan formalnya di bidang psikologi, Deddy Corbuzier juga mengklaim memiliki gelar doktor dalam bidang sulap ('doctoral in magic'). Ia merupakan lulusan dari International Magician Society Academy di Amerika Serikat.
Klaim tersebut seringkali masih menjadi perbincangan dan menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat. Beberapa pihak meragukan keabsahan gelar tersebut, sementara yang lain menerimanya sebagai bagian dari perjalanan kariernya yang unik.
Â
Deddy Corbuzier Dilantik Jadi Staf Khusus Menhan
Mengutip dari kanal News Liputan6.com, Rabu (12/2/2025), dengan latar belakang pendidikan tersebut, Deddy Corbuzier sampai pada titik perjalanan kariernya yang baru ketika dilantik menjadi Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin pada Selasa, 11 Februari 2025. Tapi tetap Penunjukan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Menhan Bidang Komunikasi Sosial dan Publik ini juga menuai pro dan kontra.
Dalam wawancara bersama Liputan6.com, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darma Putra menyoroti kapasitas Deddy Corbuzier sebagai stafsus di Kementerian Pertahanan (Kemhan). Ia menduga, Deddy diperlukan untuk menyosialisasikan program komponen cadangan di Kemhan.
"Saya pikir mungkin yang menarik di sini adalah kapasitas Deddy Corbuzier ini. Apakah dia ini sebagai staf khusus yang diperlukan untuk melakukan sosialisasi program komponen cadangan atau untuk menggaungkan atau menyerukan program-program Kementerian Pertahanan," kata Rizal sambil menambahkan bahwa Deddy adalah seorang YouTuber dan influencer yang memiliki banyak pengikut.Â
Advertisement
Urgensi Pengangkatan dengan Efisiensi
Meski begitu, Rizal menilai tidak ada urgensi pengangkatan Deddy Corbuzier sebagai stafsus yang dilakukan di tengah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
"Jadi kita tidak tahu kebutuhannya di Kementerian Pertahanan ini apa dengan menambah jabatan dari Deddy Corbuzier ini setelah menjadi Letkol Tituler, setelah menjadi Duta Komcad, kemudian sekarang menjadi staf khusus. Dengan tiga rangkap itu apa urgensinya?" ucap dia.
"Kalau saya melihat di situ tidak ada urgensi bagi seorang Deddy Corbuzier itu untuk merangkap tiga jabatan di Kementerian Pertahanan, di lingkungan TNI," Rizal menambahkan.
Meski begitu, Rizal menyampaikan bahwa pengangkatan stafsus memang terdapat dalam nomenklatur untuk jabatan di instansi pemerintah. Rinciannya adalah lima staf khusus dan satu asisten khusus untuk Kementerian Pertahanan.
"Sebetulnya secara keorganisasian di lingkungan Kementerian Pertahanan tidak ada menyalahi apapun," kata Rizal.
Hanya saja, Rizal menyambung, pelantikan Deddy Corbuzier dan beberapa stafsus lainnya di Kemhan menjadi perhatian masyarakat karena dilakukan di tengah ramainya kebijakan efisiensi anggaran kementerian/lembaga. Menurutnya, seharusnya komposisi pejabat di Kemhan dirampingkan, bukan ditambah.
Alibi Menhan soal Staf Khusus
Ia menambahkan bahwa selain staf khusus juga ada dirjen dan staf ahli, kemudian direktur-direktur di bawah dirjen. "Saya pikir itu sudah sangat cukup untuk membantu seorang menteri yakni Menteri Pertahanan dan tidak kurang juga tenaga-tenaga ahli yang ada di Kementerian Pertahanan," kata Rizal.Â
Oleh karenanya, Menhan harus bisa menjelaskan ke publik apa terobosan yang akan dilakukan Kementerian Pertahanan hingga tak terkena efisiensi anggaran dan bisa melantik banyak stafsus.Â
"Disampaikan dulu ke publik bahwa Kementerian Pertahanan tidak memerlukan pengetatan anggaran, ada kebutuhan A, B, C, D, E dan sebagainya. Itu harus disampaikan ke publik. Baru kemudian nanti oke, Kementerian Pertahanan punya program seperti ini, kita memerlukan staf khusus, kita memerlukan penambahan asisten khusus dan lain sebagainya. Itu baru dijelaskan," ucap Rizal.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin melantik enam Stafsus Menhan di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025. Salah satu sosok yang dikenal publik adalah Deddy Corbuzier. Menurut Menhan, keberadaan stafsus menjadi penting dalam rangka meningkatkan kerjasama dalam menjaga kedaulatan negara.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)