Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) angkat bicara terkait dugaan tindak kekerasan yang dialami atletnya. Pihak PB PASI meminta sekolah benar-benar menyelidiki kasus ini.
"Kalau memang benar, kenapa begitu (memukul)?" kata Ketua PB PASI Bob Hasan di Jakarta, Sabtu (1/3/2014).
Pihak sekolah sebagai yang menaungi siswa, lanjut Bob, harus bertindak tegas terhadap guru tersebut. Terlebih jika sekolah menemukan bukti-bukti bahwa guru tersebut benar-benar melakukan penganiayaan.
"Sekolah memberi tindakan tegas pada guru yang melakukan kekerasan," lanjutnya.
Hingga kini, PB PASI memang belum menjalin komunikasi apa pun dengan pihak sekolah. PB PASI menyerahkan seluruhnya ke pihak sekolah.
"Mereka kan nanti punya atasan. Akan ada laporannya, ya biarkan pimpinan mereka yang menyelesaikan," ucapnya.
Sampai saat ini, kejadian itu tidak menganggu program latihan dari TP (17). TP masih melakukan kegiatan latihan dan belajar seperti biasa.
"Kalau dari latihan tidak ada kendala. Dia tidak terganggu sama sekali," tandas Bob.
Sebelumnya, atlet lempar cakram nasional mendapatkan penganiayaan dari guru sekolahnya di SMA Atlet Ragunan, Jakarta Selatan. Atlet putri berinisial TP itu ditampar setelah tes lari 15 menit. Guru berinisial BR itu tiba-tiba menghampiri TP yang sedang istirahat di tribun usai tes.
TP menerima tamparan di pipi sebanyak 2 kali. Setelah kejadian itu, TP pulang sambil menangis dan menceritakan peristiwa itu kepada orangtuanya. Orangtua TP yang tidak terima anaknya ditampar lalu melaporkan kejadian itu pada KPAI.
Kepala Sekolah Atlet Ragunan Mamun mengatakan, berdasarkan keterangan guru BR, penamparan terhadap TP untuk menyemangati dan memotivasi anak-anak. (Shinta Sinaga)
Baca Juga
Advertisement