Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengungkap cara para tersangka kejahatan asusila di Jakarta International School (JIS). Sebelum beraksi, mereka ternyata sudah melakukan perencanaan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, aksi bejat yang dilakukan para tersangka itu memanfaatkan waktu istirahat murid TK JIS. Ketika korban membuang air ke toilet, para tersangka pun beraksi.
"Mereka menelepon teman mereka yang lain. Mereka gantian, dalam satu kejadian kadang bertiga, kadang berempat dan berlima. Jadi siapa yang menangkap duluan anak TK itu, lantas dia menghubungi lewat telepon. Teman-temannya, 'Ini ada anak, mau dikerjain apa nggak?'" tutur Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Setelah menghubungi tersangka lainnya melalui sambungan telepon, sambung Rikwanto, kemudian para tersangka berkumpul di dalam toilet yang sudah ada korbannya. Dari beberapa tersangka itu, ada 2 tersangka yang mencabuli korban.
"Yang dua melakukan pelecehan, satu jaga pintu, satu jaga situasi dan kondisi," tutur Rikwanto.
Perbuatan bejat itu, kata Rikwanto, berulangkali dilakukan para tersangka terhadap para korbannya. Jika berhasil, para tersangka kemudian kembali melakukan hal tersebut kepada korban lainnya. Selain itu, salah satu tersangka perempuan yaitu Afriska bertugas menelanjangi korban.
"Kejadian itu dilakukan para tersangka hingga bel istirahat selesai berbunyi. Sehingga dipakaikan lagi, termasuk AF yang memakaikannya," pungkas Rikwanto.
Polisi telah menetapkan 6 tersangka dalam kasus kekerasan seksual terhadap bocah A, murid TK JIS. Mereka adalah petugas kebersihan alih daya di sekolah tersebut.
Mereka adalah Virgiawan (20), Agun (25), Afrisca (24), Zaenal (28), Syahrial (20), dan Azwar. Azwar kemudian ditemukan tewas di toilet Polda Metro Jaya pada Sabtu 26 April pukul 11.00 WIB dalam keadaan terlentang. Diduga ia tewas usai menenggak cairan pembersih lantai. (Sss)
Energi & Tambang