Eks Pemimpin GAM: Mimpi Aceh Merdeka Sudah Kami Lupakan

Zaini yang kini menjabat Gubernur Aceh menyatakan, konflik yang pernah terjadi sejak 1976 di Aceh, tidak akan terjadi lagi.

oleh Sugeng Triono diperbarui 08 Agu 2014, 17:41 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2014, 17:41 WIB
Gubernur Aceh Zaini Abdullah
Gubernur Aceh Zaini Abdullah (Antara/Rahmad)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Pemimpin Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Zaini Abdullah menegaskan, telah melupakan upaya untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"InsyaAllah mimpi memerdekan Aceh sudah dilupakan dan tidak akan pernah terjadi lagi. Saya jaminannya," ujar Zaini saat berpidato pada acara Sosialisasi MoU Helsinki dan Undang-undang RI Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh di Gondangdia, Jakarta, Jumat (8/8/2014).

Zaini yang kini menjabat Gubernur Aceh juga menyatakan, konflik berkepanjangan yang pernah terjadi sejak 1976 di daerah Serambi Mekah itu tidak akan terjadi lagi.

Hal ini karena sudah diatur dalam Perjanjan Helsinki antara Pemerintah Indonesia dan GAM tahun 2006 yang telah disepakati kedua belah pihak.

"Perjanjian damai itu tidak mudah. Gejolak itu lebih mudah, tapi banyak terjadi pertumpahan darah di Aceh. Itu tidak hanya satu pihak, tapi dua pihak juga banyak jatuh korban," katanya.

Pada kesempatan ini, Zaini juga bercerita mengenai sikap masyarakat Aceh yang sejak zaman penjajahan selalu mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk merdeka. Rakyat Aceh, lanjut Zaini, bisa saja memisahkan diri dari pemerintah Indonesia saat itu, namun hal tersebut tidak pernah dilakukan.

"Saat Soekarno-Hatta ditangkap Belanda, dan Indonesia kembali dijajah, kami tidak pernah menyerahkan sejengkal pun tanah kami pada penjajah. Kalau sejak dulu kami mau merdeka itu bisa saja, tapi Aceh tidak pernah mau lepas dari Indonesia," tutur Zaini. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya