Liputan6.com, Jakarta Florence Sihombing, mahasiswi S2 di Universitas Gajah Mada (UGM) ini tiba-tiba mendadak tenar. Sosoknya sempat menjadi orang yang paling dicari di situs sosial media. Sejak Kamis, 28 Agustus 2014 namanya disorot onliner karena dinilai telah menghina kota Yogyakarta di akun Path pribadinya.
Perempuan 26 tahun ini membuat heboh SPBU di wilayah Baciro/Lempuyangan Yogyakarta Rabu 27 Agustus 2014. Ia marah-marah karena dianggap tak mau antre saat mengisi bahan bakar. Saat itu, ia masuk ke jalur mobil di bagian Pertamax 95. Kekesalannya pun diungkapkan melalui akun Path miliknya dengan kalimat memaki-maki kota pelajar tersebut.
"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," tulis Florence dalam Path @florenceje, Kamis 28 Agustus 2014.
Sontak, kicauan Florence langsung menyebar di internet. Hal itu pun memantik kecaman dan umpatan dari para onliner.
Salah seorang facebooker, Ilham Se memposting status di halamannya. "Florence Sihombing telah sukses mempermalukan Kenotariatan UGM, Keluarganya, Marga Sihombing, dan semua teman-temannya. Florence Sihombing telah sukses pula membuat warga Jogja geram dengan perbuatannya."
Rencananya Ilham S mengajak warga Jogja mencari Florence untuk meminta keterangan apa yang telah dituliskannya. Ilham juga mengajak untuk memasang foto-foto florence untuk ditempelkan di mading-mading sekolah.
Di linimassa twitter, berdasarkan topsy.com, nama Florence hingga Kamis 28 Agustus 2014 pukul 15:40 WIB, tweeple telah menyebutnya sebanyak 1,123 kali.
Tak hanya di dunia maya, aksi penolakan wanita yang disapa Flo itu juga muncul di dunia nyata. Sejumlah orang menggelar aksi damai di Bunderan UGM. Mereka membawa sejumlah spanduk yang berisikan nada pengusiran terhadap Florence.
'Florence silahkan angkat kaki dari Jogja.' Demikian tulisan di salah satu spanduk putih yang dipegang oleh 5 yang melakukan aksi. 'Pidanakan penghina warga Jogya.' tulis spanduk lainnya.
Kerasnya arus penolakan di dunia maya, membuat wanita itu menjadi stres. Terlebih beberapa ancaman baik secara fisik maupun mental yang diarahkan kepada florence. Dia pun lantas menyampaikan permohonan maaf di Path pribadinya.
Screen shoot permintaan maafnya itu diposting oleh akun twitter @swaragamafm Kamis, 28 Agustus 2014 pukul 8:36 AM dalam bentuk attachement image.
"Florence Sihombing memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Jogja via akun Path-nya juga. #FlashBreak."
Postingan permintaan maaf gadis yang biasa dipanggil Flo itu seperti yang ada di attachment @swaragamafm selengkapnya dapat dibaca di sini.
Florence sangat aktif berjejaring sosial. Selain di Path, ia juga aktif di facebook dan twitter. Namun dengan adanya insiden ini, akun facebook Florence https://www.facebook.com/florence.nababan dan akun twitternya https://twitter.com/florencje_ sudah dihapus pada Kamis 28 Agustus 2014.
Meski Florence telah menutup akun media sosialnya, juru bicara dan kuasa hukum, Wibowo Malik menyebut banyak akun palsu yang mengatasnamakan kliennya. Hal ini dinilainya memperkeruh suasana
"Klien kami menghapus postingannya. Dan menutup akun FB dan Twitter-nya," ujar Wibowo saat menggelar jumpa pers di Yogyakarta, Jumat (29/8/2014).
Wibowo menegaskan akan melaporkan akun-akun palsu tersebut ke polisi lantaran telah merugikan kliennya. Meski begitu, ia akan melihat akun-akun palsu tersebut.
"Kami akan tindaklanjuti akun-akun tersebut," tandas Wibowo.
Bantah
Selain meminta maaf, Florence Sihombing melalui akun @starjogja juga melakukan klarifikasi mengenai peristiwa yang menjadi bahasan di sosial media itu di @starjogja. Berikut kutipannya yang ada di linimasa:
…....
Saya akan sampaikan mengenai berita yang tersebar di media dan media internet tentang penyerobotan yang ditujukan kepada saya.
Saya mau sampaikan bahwa saya tidak pernah menyerobot/nyelonong antrian sebagaimana diberitakan dalam banyak pemberitaan di media masa
Melainkan waktu itu saya mengantre BBM Pertamax 95 yang hanya tersedia di satu jalur antrean
Advertisement
Lalu di sini saya tidak perna disoraki selama berada di tempat dan saya tidak pernah minta dikasihani
Saya juga waktu itu dalam keadaan sakit hendak membeli bensin karena akan ke dokter jadi saya memprioritaskan yang tercepat.
…...
Florence memilih SPBU di kawasan Lempuyangan karena akan ke RS Bethesda. Awalnya dia berencana akan ke SPBU di daerah Sagan namun urung karena Pertamax masih kosong.
"Saya hanya ingin klarifikasi berita bahwa saya tidak menyerobot antrean," tegas Florence Kamis 28 Agustus 2014.
Florence juga mengklarifikasi lewat telepon di radio Star Jogja dengan merekam dan diunggah ke youtube. Dalam rekaman itu, Florence dengan tenang menjelaskan peristiwa sebenarnya yang menimpa dirinya.
UGM Bicara
Ulah Florence yang memaki Kota Jogya membuat pihak Kampus UGM angkat bicara. Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Pratikno menilai luapan emosi Florence yang diunggah ke media sosial bukan cara UGM.
Sebab menurut Pratikno, baik lulusan maupun civitas akademika UGM membawa nama kebaikan dan kesopanan. Sementara hal yang dilakukan Florence bukan menjadi ciri khas UGM.
"Bukan dengan cara yang tidak sepatutnya. Itu bukan cara UGM," tegas Pratikno di Balairung UGM, Yogyakarta, Jumat 28 Agustus 2014.
Pratikno meminta para mahasiswanya dapat kembali menengok nilai toleransi yang diajarkan UGM. "Kalau memang ada masalah ya kita bicarakan dan kita bahas bersama," pintanya.
Dia menyatakan kasus Florence sudah ditangani pihak Fakultas Hukum UGM. Komite etik sudah mengambil langkah untuk memanggil yang bersangkutan.
"Itu ditangani oleh Fakultas Hukum UGM akan dibicarakan dan dibahas di Komite Etik Fakultas Hukum," ujar sang rektor.
Kabid Humas UGM Wiwit Wijayanti mengatakan pemanggilan akan dilakukan pada Senin 1 September 2014. "Komite etik FH akan mengundang yang bersangkutan untuk dimintai klarifikasi," ujar Wiwit, Kamis 28 Agustus 2014.
Wiwit melanjutkan, pihak universitas belum mengetahui langkah apa yang akan dilakukan termasuk sanksi yang akan diberikan oleh Florence. Pihak kampus akan menunggu keputusan fakultas dan rapat Komite Etik.
Meski begitu, salah satu dosen UGM bernama Heribertus Jaka Triyan A membuat pernyataan resmi di status facebooknya, "Seluruh mahasiswa FH UGM, tolong hati2 dlm berbicara. Sanksi akademik akan dikenakan kepada Anda jika bicara Anda ngawur dan merendahkan harkat dan martabat orang lain."
Pernyataan itu memperoleh respons yang seragam, Florence Sihombing harus diberi sanksi. Dan Heribertus pun meyakinkan dengan memposting status, "Pasti akan kita proses".
Dosen itu kemudian menawarkan hukuman apa yang pas untuk Florence dengan membuat status, "Sesuai peraturan rektor UGM No 711, terberat dikeluarkan. Sanksi 2 semester, 1 semester, pernyataan maaf secara tertulis, teguran lisan dan atau tertulis. Ayo usul yang mana?"
Cara meluapkan emosi di media sosial akan menjadi proses pembelajaran bagi semua pihak. Hal ini tentuanya tak pantas dicurahkan secara vulgar sehingga seluruh masyarakat dapat mengetahui luapan emosi itu. Ini tentunya akan menjadi proses pembelajaran berharga tentang kehidupan sosial bagi mereka yang melanggarnya.