Kisah Ukaf bin Wida'ah Ingin Lajang Seumur Hidup, Dapat Teguran Rasulullah

Liputan6.com, Jakarta Ukaf bin Wida'ah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang hidup di masa kenabian. Ia merupakan sosok pemuda yang memiliki kehidupan mapan, namun memilih untuk tidak menikah. 

Keinginan Ukaf untuk membujang terdengar oleh Rasulullah SAW. Nabi kemudian menemuinya dan menasihati bahwa seorang Muslim yang sudah mampu sebaiknya menikah. Rasulullah SAW menegaskan bahwa pernikahan adalah bagian dari sunnahnya yang tidak boleh diabaikan.

Dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik RA dalam kitab Sunan an-Nasa'i 3217 di laman Sunnah.com  juga disebutkan terkait pentingnya menikah. Rasulullah SAW menegaskan bahwa menikah adalah penyempurna agama. Rasulullah SAW bersabda;

"Barangsiapa yang tidak mengikuti sunnahku, maka ia tidak ada hubungannya denganku." Lantas seperti apa akhir kisah Ukaf Bin Wida'ah?

Berikut selengkapnya dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (19/3/2025). 

Dikutip dari jurnal Walimah Al-‘Urs dan Perlindungan Hukum terhadap Kaum Istri di Kota Manado karya Jamila Usup, Ukaf bin Wida’ah adalah seorang sahabat Nabi yang memiliki kehidupan yang sudah mapan. Namun, ia memilih untuk tidak menikah demi menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Baginya, menikah hanya akan mengalihkan fokus dari ibadah kepada Allah SWT.

Keputusan Ukaf ini bukan tanpa alasan. Ia melihat bahwa menikah membutuhkan tanggung jawab besar dalam mengurus rumah tangga. Ia khawatir tidak bisa membagi waktu antara keluarga dan ibadah yang selama ini menjadi prioritasnya.

Namun, pemikiran ini tidak sejalan dengan ajaran Islam. Rasulullah SAW menegaskan bahwa menikah adalah salah satu sunnah yang dianjurkan bagi umatnya. Pernikahan tidak hanya menyempurnakan ibadah, tetapi juga menjadi jalan untuk mendapatkan keberkahan hidup.

Mendengar keputusan Ukaf untuk tidak menikah, Rasulullah SAW menegurnya dengan tegas. Beliau mengingatkan bahwa menikah adalah bagian dari sunnah yang harus dijalankan. Rasulullah SAW bersabda, "Menikah adalah bagian dari sunnahku, dan barangsiapa yang tidak mengikuti sunnahku, maka ia tidak ada hubungannya denganku."

Dikutip dari laman Guru Ngaji Setelah mendapatkan nasihat langsung dari Rasulullah, Ukaf pun mulai berpikir ulang. Ia menyadari bahwa keinginannya untuk terus membujang bukanlah keputusan yang benar dalam Islam. Ia akhirnya memutuskan untuk menikah demi menjalankan sunnah Rasulullah SAW.

Namun, Ukaf tidak berani mencari jodohnya sendiri. Ia pun meminta bantuan Rasulullah SAW untuk mencarikannya seorang istri. Rasulullah pun mencarikan wanita yang sesuai dengan ajaran Islam agar Ukaf mendapatkan pasangan yang terbaik.

Menikah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW menegaskan bahwa pernikahan adalah cara untuk menyempurnakan agama. "Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya," sabda Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi.

Pernikahan juga dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Dalam surat Ar-Rum ayat 21, Allah berfirman bahwa pernikahan diciptakan untuk membawa ketenangan dan kasih sayang di antara manusia. Hal ini menunjukkan betapa besarnya hikmah di balik pernikahan dalam Islam.

Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menikah jika sudah mampu. Menikah bukan hanya soal memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi juga bagian dari ketaatan kepada Allah SWT. Dengan menikah, seorang Muslim dapat menjalani kehidupan yang lebih berkah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.