Trimedya PDIP: Polisi Terlalu Reaktif Tangani Florence Sihombing

Trimedya juga membandingkan penanganan kasus Florence Sihombing dengan Obor Rakyat. "Kasus lain kok nggak begitu?"

oleh Silvanus Alvin diperbarui 01 Sep 2014, 12:52 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2014, 12:52 WIB
Florence Sihombing akan Diusir Dari Jogja?
Postingan mahasiswi S2 UGM di social media itu membuat salah satu dosennya angkat bicara.

Liputan6.com, Jakarta - Florence Sihombing, mahasiswi S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) tersangka kasus pencemaran nama baik karena umpatannya di media sosial Path tengah dipolisikan. Anggota Komisi III DPR Trimedya Pandjaitan menilai sikap polisi terlalu berlebihan.

"Menurut saya terlalu reaktif kalau langsung menahan," ujar Trimedya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/9/2014).

Trimedya pun membandingkan kasus yang menimpa Florence Sihombing dengan kasus pencemaran nama baik yang menimpa Jokowi. Polisi dianggap kurang mendalami pencemaran nama baik pada Gubernur DKI Jakarta itu.

"Ini dia, kasus lain kok nggak begitu. Misal Obor Rakyat, Jokowi, yang menyatakan dia sudah meninggal, dia dituding China, sampai kepada soal adanya komunikasi antara Mega dan Jaksa Agung. Itu kasusnya Obor Rakyat merugikan nama capres tapi nggak dilakukan penahanan," tutur Trimedya.

Politisi PDIP itu pun meminta polisi memberikan penangguhan penahanan seperti yang diminta oleh pengacara Florence. "Menurut saya, tangguhkan penahanan, apalagi dia mahasiswi S2," tandas Trimedya.

Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjerat Florence Sihombing dengan Pasal 311 KUHP tentang pencemaran nama baik dan Pasal 28 ayat 2 UU Nomor 11 tahun 2008 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Florence, perempuan 26 tahun ini membuat heboh SPBU di wilayah Baciro/Lempuyangan Yogyakarta Rabu 27 Agustus 2014. Ia marah-marah karena dianggap tak mau antre saat mengisi bahan bakar. Saat itu, ia masuk ke jalur mobil di bagian Pertamax 95. Kekesalannya pun diungkapkan melalui akun Path miliknya dengan kalimat memaki-maki kota pelajar tersebut.

"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," tulis Florence dalam Path @florenceje, Kamis 28 Agustus 2014.

Beberapa waktu kemudian, Florence Sihombing pun meminta maaf atas kata-katanya. Screen shoot permintaan maafnya itu diposting oleh akun twitter @swaragamafm Kamis, 28 Agustus 2014 pukul 8:36 AM dalam bentuk attachment image. (Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya