Gunung Slamet Mengeluarkan Lava Pijar Sejak Sabtu Malam

Lontaran lava pijar itu terlihat cukup tinggi dan terjadi hampir setiap 10 menit sekali hingga pukul 02.00 WIB.

oleh Rinaldo diperbarui 07 Sep 2014, 12:27 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2014, 12:27 WIB
GUNUNG SLAMET
(Antara/Oky Lukmansyah)

Liputan6.com, Banyumas - Sinar api dan lontaran lava pijar yang dikeluarkan Gunung Slamet pada dini hari tadi dilaporkan terlihat dengan jelas dari Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Sinar api dan lontaran lava pijar itu mulai terlihat pada Sabtu, sekitar pukul 23.55 WIB. Selanjutnya pada pukul 00.10 WIB terjadi lagi," kata Kepala Dusun Limpakuwus Wasirun, di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Minggu (7/9/2014).

Menurut dia, lontaran lava pijar itu terlihat cukup tinggi dan terjadi hampir setiap 10 menit sekali hingga pukul 02.00 WIB. Kendati demikian, dia mengatakan bahwa warga setempat tetap tenang saat melihat adanya lontaran lava pijar yang cukup tinggi.

"Semalam cuacanya memang cukup cerah sehingga lontaran lava pijar itu terlihat jelas dari Limpakuwus," katanya.

Saat dihubungi dari Banyumas, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Slamet Sudrajat mengatakan sinar api dan lontaran lava pijar pasti dapat terlihat dengan jelas pada malam hari asalkan cuaca cerah sehingga puncak Gunung Slamet tampak dari kejauhan.

Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di PPGA Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sabtu pukul 18.00-00.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut.

Saat cerah, teramati 51 kali sinar api setinggi 50-400 meter dan 13 kali lontaran material/lava pijar setinggi 100-400 meter dari puncak Gunung Slamet, serta terdengar 23 kali suara dentuman dan 17 kali suara gemuruh, sedangkan kegempaan terekam 83 kali gempa embusan dan tremor menerus.

Sementara pada Minggu pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut, namun saat cerah teramati 17 kali sinar api setigggi 50-200 meter dari puncak serta terdengar 7 kali suara dentuman dan 7 kali suara gemuruh, sedangkan kegempaan terekam 65 kali gempa embusan dan tremor menerus.

Oleh karena itu, status Gunung Slamet tetap Siaga, sehingga masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 4 kilomter dari puncak. (Ant/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya