Liputan6.com, Jakarta - Buruh dari berbagai serikat pekerja kembali mendatangi Balaikota DKI Jakarta. Mereka menyuarakan tuntutan menolak upah tahun depan sebesar Rp 2,4 juta per bulan sebagaimana yang ditetapkan Dewan Upah.
Menurut para buruh, upah yang layak adalah Rp 3 juta per bulan. Sebab, tahun depan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah naik dan selalu diikuti dengan melambungnya harga bahan pokok.
Tuntutan upah Rp 3 juta ini tidaklah tinggi dibanding upah tahun ini sebesar Rp 2,5 juta. Mereka juga mengancam akan mogok nasional jika tuntutan ini tidak dikabulkan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (4/11/2014), akibat aksi ini kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat yang berada di depan Kantor Balaikota sempat macet karena aksi pendemo memakan badan jalan.
Buruh di Bogor, Jawa Barat pun juga tak mau ketinggalan menuntut kenaikan upah. Dalam aksinya di depan Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat, mereka menuntut upah tahun depan menjadi Rp 3 juta lebih.
Upah ini naik 30% dari pendapatan yang mereka terima saat ini. Alasan mereka juga sama, yakni terkait kenaikan harga BBM yang juga disertai dengan kenaikan harga bahan pokok.
Meski perwakilan pendemo sudah bertemu Kepala Dinas Tenaga Kerja, penentuan besaran upah tahun depan masih menunggu keputusan dari Walikota Bima Arya.
Sementara di Mojokerto, Jawa Timur ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja memblokade jalan dan pintu gerbang di depan kantor bupati. Mereka mendesak Bupati Mustafa Kemal merevisi besaran upah minimum tahun depan, yakni Rp 2.218.000 menjadi Rp 2,7 juta. Alasannya para buruh itu untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM yang juga diikuti dengan kenaikan harga barang kebutuhan. (Ans)
Baca Juga
Â
Advertisement
Â