Ayah Sumarti Sesalkan Berita Anaknya Sebagai Wanita Penghibur

Menurut Kamlani, anaknya hanya bekerja sebagai pelayan restoran di Hong Kong. Anaknya juga mengaku sempat berkenalan dengan pria Inggris.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Nov 2014, 13:56 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2014, 13:56 WIB
Sumarti Ningsih, korban pembunuhan sadis di Hong Kong
Sumarti Ningsih, korban pembunuhan sadis di Hong Kong (Daily Mail)

Liputan6.com, Cilacap - Foto-foto Sumarti Ningsih bersama temannya yang diunggah ke sosial media ini menggambarkan hidup penuh warna seorang perempuan muda. Namun siapa sangka hidup wanita awal 20-an tahun ini berakhir tragis di Hong Kong.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (6/11/2014), bahkan jasadnya ditemukan di dalam sebuah koper. Sumarti Ningsih yang ceria kini pergi untuk selamanya.

Kehilangan anak bungsunya secara tragis, kini hati orangtua Sumarti Ningsih di Desa Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah bertambah miris. Ahmad Kamlani ayah korban sedih mendengar pemberitaan media yang menyebut anaknya sebagai wanita penghibur.

Menurut Kamlani, anaknya hanya bekerja sebagai pelayan restoran di Hong Kong. Anaknya juga mengaku sempat berkenalan dengan pria Inggris.

"Kerjanya apa? Saya di restoran. Saya sebagai apa itu yang namanya kalau ada tamu saya cuma catet mau makan apa pak minum apa. Nanti saya catet saya setorkan ke belakang," kenang Kamlani saat menanyakan pekerjaan pada anaknya.

"Cuma kerja saya kadang malam kadang siang. Lah kok kadang malam kadang siang? Iya, pak. Di sana ada 3 shift," tambahnya.

Aktivis Migrant Care Anis Hidayah meminta media untuk tidak mengekspos berlebihan isu kedua korban sebagai wanita penghibur. Migrant Care meminta media fokus mendukung penuntasan kasus pembunuhan sadis ini.

"Karena ini kan opini berkembang luas di publik. Bahkan saya kira peran media juga itu ya, mengukuhkan stigma bahwa (korban) pekerja seks dan sebagainya. Mengeksplorasi lebih banyak profil korban daripada pelaku dan tindak pidana atau kejahatannya," kata Anis.

Sementara itu, Polda Jawa Tengah juga melakukan pengambilan sampel darah ayah dan ibu Sumarti Ningsih. Sampel air liur anak korban juga diambil polisi. Selain itu, petugas juga mengumpulkan dokumen-dokumen milik korban.

Sampel ini akan dibawa ke Mabes Polri untuk dicocokkan dengan DNA korban di Hong Kong. Dibutuhkan waktu seminggu untuk memproses DNA keluarga korban. Hal ini diperlukan agar jenazah Sumarti Ningsih bisa segera dipulangkan ke tanah air secepatnya.

Ayah dan ibu korban hanya berharap, jenazah anaknya bisa dimakamkan secara layak di kampung halaman. Keduanya kini kehilangan tulang punggung keluarga dan harus membesarkan anak korban yang berusia 5 tahun.

Sumarti Ningsih diduga tewas di tangan Rurik Jutting seorang bankir asal Inggris. Selain Sumarti Ningsih, seorang WNI lain asal Sulawesi Tenggara bernama Seneng Mujiasih juga ditemukan tewas di apartemen tersangka. (Mut)

Baca juga:

BNP2TKI: 2 WNI Dibunuh di Hong Kong Bukan TKI

Terkuak, Pria Ini yang Tembak Mati Osama Bin Laden

10 Anggota ISIS Pulang ke Indonesia, Polisi Yogyakarta Siaga

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya