Liputan6.com, Jakarta - Kematian tragis 2 WNI di Hong Kong, Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih membangkitkan penasaran masyarakat tentang sosok keduanya. Foto dan cerita semasa hidup mendiang Sumarti dan Mujiasih pun dieskpos.
Namun ekspos besar-besaran terhadap 2 WNI di Hong Kong itu menimbulkan keprihatinan. Terlebih soal kabar miring pekerjaan Sumarti dan Mujiasih.
"Bukan PSK (pekerja seks komersial). Saya tak peduli dia pekerja seks atau bukan. Jangan mengeksploitasi profil korban. Berhenti untuk mengeksploitasi profilnya," kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (5/11/2014).
"Itu jadi beban kepada keluarga yang ditinggalkan. Sudah anaknya meninggal, terus diberitakan ini-itu, itu tak fair," ucap dia.
Anis menilai, justru informasi soal tersangka pembunuh Sumarti dan Mujiasih, Rurik Juttinglah yang harus di-blow up.
Â
"Tapi (semestinya) angkat profil pelaku sebesar-sebesarnya, bagaimana Sumarti dan Mujiasih bisa dibunuh sekeji itu," tandas Anis.
Dia pun meminta pemerintah untuk mengawal proses hukum kasus ini. "Fokus pemerintah dan media lebih banyak mengawal kasus hukumnya. Berhenti untuk mengeksploitasi profilnya, siapa tahu ada korban lain," ucap dia.
Anis mengatakan, selama ini ketika ada kasus serupa terjadi yang sering disorot adalah buruh migran. Sementara, kata dia, yang harus disoroti dan dituntaskan adalah sistem di balik itu semua. Yang memungkinkan terjadinya eksploitasi dan kemudian menjadikan buruh sebagai korban.
"Menangani kasus tak cukup, tapi juga harus memastikan ada kebijakan yang mencegah kasus seperti itu," ujar dia.
Sumarti dan Mujiasih diduga dibunuh oleh seorang bankir asal Inggris berusia 29 tahun, Rurik Jutting. Jenazah Sumarti Ningsih ditemukan dalam koper di balkon lantai 31 apartemen milik Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong pada Sabtu 1 November lalu.
Sementara WNI lainnya, Jesse awalnya ditemukan hidup di apartemen Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokong. Namun wanita malang itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian menyusul Sumarti. (Ado)