Liputan6.com, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini menerima plakat sertifikat gelar pahlawan nasional dan foto Mayjen Haji Raden Mohamad Mangoendiprodjo. Dia menerima dari cucunya yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo.
Penyerahan sertifikat tersebut dilaksanakan di ruang Kertanegara Kompleks Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (14/11/2014).
"HR Muhammad bukan hanya milik ahli waris, tapi juga milik pemerintah Provinsi Jawa Timur, milik rakyat Jawa Timur," tutur Indroyono.
Baca Juga
Dengan dikukuhkannya Mayjen HR Mohamad Mangoendiprodjo sebagai pahlawan nasional, maka jumlah pahlawan nasional yang berasal dari Surabaya sebanyak 4, yakni Panglima Sudirman, Sutomo atau Bung Tomo, Prof dr Moestopo, dan Mayjen HR Mohamad.
Dari 4 pahlawan tersebut, masih ada satu pahlawan asal Surabaya lagi yang akan diusulkan menjadi Pahlawan Nasional, yakni M Yasin salah satu tokoh kepolisian yang ikut berjuang dalam pertempuran 10 November di Surabaya.
Advertisement
"Ini masih ada satu yang masih kita proses adalah Muhammad Yasin dan itu yang diusulkan sama Bu Risma," imbuh Indroyono.
Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo juga akan menyerahkan plakat tersebut kepada Pangdam V/Brawijaya. "Karena semasa perjuangan, HR Mohamad pernah menjadi komandan tertinggi angkatan darat (saat ini Kodam V/Brawijaya) di Jawa Timur," kata dia.
Indroyono sempat menceritakan sejarah perjuangan kakeknya bersama pejuang lainnya seperti Bung Tomo, Dr Moestopo, arek-arek Suroboyo, yang sebelumnya sebagai pamong praja hingga menjadi pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sekarang TNI, dan berada di garis terdepan menghadapi tentara sekutu, serta bernegoisasi agar Surabaya tidak digempur habis-habisan oleh sekutu.
"Taliduk tali layangan, nyowo situk ilang-ilangan (Taliduk Tali Layangan, Nyawa Satu Hilang-Hilangan)" kata Indroyono saat menirukan pepatah yang disampaikan kakeknya.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, HR Mohamad telah melakukan sesuatu yang luar biasa dengan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
"Kami mengucapkan terima kasih untuk keterlibatan langsung. HR Mohamad bukan milik ahli waris tapi juga milik publik," tutur Saifullah. (Ans)