Datangi Kantor Wapres, Dubes Fariz Bahas Hubungan RI-Palestina

Duta Besar Fariz meminta dukungan pemerintah RI terhadap perjuangan rakyat Palestina.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 20 Nov 2014, 21:38 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2014, 21:38 WIB
dubes palestina
Dubes Palestina Fariz Mehdawi.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi‎ menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Kedatangan Dubes Fariz itu untuk meminta dukungan Pemerintah Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina dalam memperoleh dukungan internasional dan mendorong masyarakat internasional untuk mengutuk penyerangan Israel kepada warga sipil di Palestina.

"Yang kami bahas dalam pertemuan dengan JK ada beberapa hal ya, tentu hubungan bilateral dua negara. Tetapi ada beberapa poin utama yang dibahas di antaranya bagaimana Indonesia bisa mendukung perjuangan Palestina di tengah konflik kami ini," ujar Fariz, Kamis (20/11/2014).
‎
Kepada JK, Fariz pun mengaku‎ sempat menyebutkan salah satu janji kampanye yang pertama kali diucapkan Jokowi. Yaitu mendukung kemerdekaan Palestina dan berupaya mendorong masyarakat internasional menciptakan perdamaian di Palestina.

"Dan janji ini dijawab lagi oleh oleh Bapak Wakil Presiden Kalla, dan saya menceritakan beberapa kondisi saat ini di Palestina dan dia mengatakan sangat simpati dengan kejadian ini, lalu selanjutnya bagaimana konsolidasi Indonesia mendukung Palestina," ujar Fariz.

Selama ini, menurut Fariz, pemerintah bersama rakyat Indonesia telah banyak memberi bantuan dukungan baik itu dalam bentuk materi maupun moril kepada rakyat Palestina. Ia pun menilai peran pemerintah Indonesia dalam mendorong terciptanya perdamaian di dunia internasional selama ini menjadi kebanggaan bagi rakyat Palestina.

"Salah satu negara yang telah mendiskusikan beberapa hal yang terkait dengan Palestina bagaimana perdamaian, ekonomi, hingga pendidikan, bahkan pariwisata. Kami yakin bahwa Indonesia tentu akan membantu, pertama keyakinan didasarkan sesama negara Islam," ucapnya.

Ia menilai, walau banyak yang mengaitkan konflik Israel-Palestina sebagai konflik agama, namun ia meminta rakyat Indonesia menganggap persoalan yang terjadi itu masalah politik dan bukan masalah konflik agama.

‎"Banyak sebagian dari mereka menargetkan (menghacurkan) tempat-tempat suci. Mereka ingin mengubah isu dari yang benar-benar isu politik menjadi isu agama. Jadi ini benar-benar mengubah isu, ini tidak benar," ucap Fariz.

Ia pun bercerita, apa yang terjadi di Palestina bukanlah pertama kalinya dilakukan. Meskipun mendapatkan pertentangan dan kecaman dari berbagai negara, Israel hingga kini masih bersikukuh penyerangan tersebut sebagai tindakan yang legal.

"Ini bukan pertama kali terjadi dan bukan hanya terjadi saat ini. Mereka membongkar bangunan, membangun rumah. Ini sungguh tidak bisa diterima, berdasarkan hukum internasional," tukas Fariz.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya