Liputan6.com, Jakarta - Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar kubu Agung Laksono yang dilaksanakan di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, sudah resmi dibuka.
Ketua Panitia Penyelenggara Munas Tim Penyelamat Partai Golkar Yorrys Raweyai pun menyampaikan pidatonya. Dalam pidato tersebut, nama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical kerap disebut.
"Kita pahami bahwa perjalanan Golkar pada periode 2009-2014 lalu yang dibawa baik oleh Ical dan kita di sini semua adalah pengurus. Namun, dalam sejarah manajemen modern belum pernah dialami, kita kembali dibawa ke zaman purba tapi kita tetap harus mendukung karena kita cinta partai ini," ujar Yorrys saat berpidato di Munas Golkar, Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (6/12/2014) malam.
Karena itu, menurut mantan Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) tersebut, munas yang diselenggarakan di Ancol tersebut bisa menjalankan amanat dan konstitusi partai.
"Kita sadari bahwa kita yang di sini, kita mampu melaksanakan konstitusi sebagai mana mestinya," jelas Yorrys.
Namun begitu, menurut Yorrys, keputusan Munas Golkar di Nusa Dua, Bali yang menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang pilkada langsung dan adanya rekaman, jelas itu rencana yang akan menjatuhkan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), sehingga harus ditolak.
"Begitu keputusan munas di mana Ical menolak perppu itu sudah tidak bisa ditoleransi. Bahkan hadirnya konspirasi melalui rekaman-rekaman. Ini menunjukkan Tuhan masih cinta pada kita untuk memperlihatkan konspirasi Nurdin Halid dan Aziz di mana mencoba merongrong kewibawaan pemerintahan Jokowi-JK," ucap Yorrys.
Hal tersebut membuat moralitas generasi Golkar seperti Dinosaurus di 2019. "Hanya akan dikenang," tukas Yorrys Raweyai.
Menyelamatkan Muka Partai Golkar
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono mengatakan mempercepat Munas Golkar yang diadakan di Hotel Mercure, Jakarta adalah untuk menyelamatkan muka partai.
Karena itu, menurut Agung, rencana melaksanakan Munas Januari 2015, dibatalkan karena situasi Golkar tak menentu setelah dipaksakannya Munas Bali.
"Pelaksanaan munas dimajukan ini masih dalam rangka penyelamatan partai. Tindakan Presidium Penyelamat Partai menjadi antitesa bagi yang pro-Munas Bali. Bila di Bali tak demokratis, Munas Jakarta akan berjalan sangat demokratis," ujar Agung, Sabtu malam.
Agung menambahkan, dengan melibat rekayasa dan intimidasi yang dilakukan Steering Committee Munas Bali hanya untuk menguntungkan calon tertentu. "itu mencederai demokrasi. Jelas SC Munas Bali hanya calon tertentu," tutur Agung.
Karena Munas Golkar tu tidak hanya membicarakan ketua umum saja, tapi melihat kondisi partai. "Jelas di munas itu tidak hanya bicara pemilihan ketum, tapi kondisi dan kebijakan partai ke depan," pungkas Agung Laksono. (Ans)
Energi & Tambang