Para Peraup Rezeki di Tengah Demo Buruh

Bundaran Hotel Indonesia, Balaikota DKI Jakarta, Kementerian BUMN, sampai Istana Negara jadi tempat buruh menyampaikan aspirasinya.

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Des 2014, 18:17 WIB
Diterbitkan 10 Des 2014, 18:17 WIB
Demo Buruh
Demo Buruh (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan sampai ribuan buruh tumpah ruah ke jalanan Ibukota Jakarta, Rabu (10/12/2014). Sejumlah titik disasar dan jadi 'target' aksi unjuk rasa para buruh yang tergabung dalam sejumlah organisasi tersebut. Bundaran Hotel Indonesia, Balaikota DKI Jakarta, Kementerian BUMN, sampai Istana Negara jadi tempat suara mereka 'habis' menyampaikan aspirasi.

Ada konsekuensi ketika mereka beraksi, kelelahan. Di sela-sela aksi, di antara mereka pun banyak yang memilih istirahat sembari menyantap makanan atau sekadar minum melepas dahaga di tengah terik matahari. Ada yang membawa bekal sendiri, namun tak sedikit yang memilih membeli ke para pedagang.

Para pedagang pun mengeruk rezeki yang sangat jarang didapat saat berjualan sehari-hari. Keuntungannya bisa 2 atau 3 kali lipat ‎ketika ada momen demonstrasi seperti aksi buruh ini.

Romawi salah satunya. Pedagang minuman sepeda keliling ini mengakui dapat keuntungan mencapai 3 kali lipat. Sebab, sejak tadi pagi dia berjualan di Bundaran Hotel Indonesia (HI), sudah 3 kali ia menambah item dagangannya.‎ Terutama kopi, teh, dan minuman rasa buah.

"Ini baru keluar lagi, habis tambah kopi, teh," kata warga Kwitang, Jakarta Pusat itu.

Pria 27 tahun tersebut mengatakan, pedagang minuman sepeda keliling bukan hanya dia seorang. Ada banyak puluhan pedagang serupa yang mengais rezeki dari aksi buruh hari ini. Namun, dia yakin rezeki tak akan tertukar. Bahkan, di antara mereka sesama saling menopang jika ada item dagangan yang habis.

"Rezeki kan nggak tertukar. Malah kita beli juga sama teman kalau misalnya kopi kita habis," kata Romawi yang sehari-hari berjualan keliling Menteng, Jakarta Pusat ini. Meski begitu, dia enggan menyebutkan berapa nominal keuntungan yang dia dapat.

Lain Romawi lain Sulistio. Pedagang bakso Malang ini tak menambah kuota porsi yang dibawanya untuk hari. Ada 100 porsi bakso Malang yang dibawa pria 30 tahun ini.

"Cuma bawa 100 mangkok. Ini sisa sekitar 20 mangkok lagi.‎ Kalau habis ya sudah habis, nggak mau nambah lagi. Nanti nambah malah nggak habis lagi," ujar pria yang akrab disapa Sulis ini.

Meski demikian, warga Tanah Abang, Jakarta Pusat itu mengakui, porsi yang terjual ‎sudah melebihi dari hari biasanya. Jika biasanya ia hanya membawa sekitar 50 porsi dan hanya terjual sekitar 40 porsi. Karenanya, dia bersyukur dapat rejeki lebih di hari aksi buruh ini.

"Bersyukur saja mas dapat rezeki lebih, tapi jangan serakah (nambah porsi)," ujar pedagang yang kerap berjualan di sekitar Bundaran HI ini.

Adapun, menjelang pukul 17.00 WIB, ratusan buruh masih melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI.‎ Meski sebagian besar dari para buruh melanjutkan aksinya ke Istana Negara.

Para buruh yang masih berunjuk rasa di‎ Bundaran HI ini tergabung dalam beberapa organisasi buruh. Di antaranya SPKAJ, SBTPI, SPKAJ, FBLP, SMI, KPOP, dan lain-lain. Tuntutan mereka masih sama, antara lain menuntut revisi upah minimum provinsi dan upah minimum kabupaten/kota (UMP dan UMK), menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, dan ‎mendesak sistem kerja outsourcing dihapus.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya