Serda Tri Nia, Pramugari TNI AD yang Ingin Terbangkan Helikopter

Mengenakan seragam hijau tua khas angkatan darat, Serda Tri Nia tampil beda dengan scraf kuning melingkar di lehernya.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 12 Des 2014, 13:56 WIB
Diterbitkan 12 Des 2014, 13:56 WIB
Serda Tri Nia
Serda Tri Nia. (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Deretan helikopter dari berbagai jenis menjadi salah satu magnet pengunjung di Pameran Alutsista TNI AD, Monas, Jakarta Pusat. Helikopter itu berada di stan Penerbang TNI AD.

Memasuki stan berdimensi besar, para pengunjung disambut 2 prajurit cantik TNI AD. Salah satu di antaranya adalah Serda Tri Nia. Mengenakan seragam hijau tua khas angkatan darat, ia tampil beda dengan scraf kuning melingkar di lehernya. Tri merupakan pramugari TNI AD.

Tak kalah dengan pesawat komersil, pesawat dan helikopter TNI juga memiliki pramugari yang akan melayani penumpang selama penerbangan berlangsung.

"Saya pramugari Penerbang TNI AD. Biasanya saya melayani penumpang VIP seperti bapak KSAD dan rombongan," kata Tri, Jumat (12/12/2014).

Dara cantik asal Cibinong, Bogor, Jawa Barat, itu memang baru setahun bertugas di Penerbang TNI AD. Tapi, pengalamannya tidak bisa diragukan.

Setidaknya ada 3 pesawat dan helikopter angkut yang biasa dia tumpangi. Misalnya, MI-17, Cassa 212, dan Pesawat jet bitchcrarf yang diperuntukan mengangkut pasukan.

"Seperti yang MI-17 ini cukup untuk 30 penumpang dengan jarak tempuh maksimal 3 jam penerbangan," ungkap Tri.



Wanita yang baru berusia 20 tahun itu sudah beberapa kali terbang dan menjalankan tugas sebagai pramugari. Beberapa kota sudah dilalui seperti Semarang, Lampung, dan Bima.

"Tugasnya mirip dengan pramugari lainnya. Memberikan pemberitahuan untuk keselamatan penerbangan. Melayani kebutuhan penumpang. Hanya bedanya kursinya kan berhadapan beda dengan pesawat pada umunnya," ucap wanita berhidung mancung itu.

Tri memang baru satu tahun bertugas di Penerbang TNI AD yang berkantor di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Tapi, keinginannya untuk menambah kemampuan dengan menjadi pilot helikopter dan pesawat juga cukup tinggi.

"Sebenarnya mau, tapi penerbang itu tidak mudah. Harus perwira, sekolah penerbang 1 dan 2 baru bisa jadi penerbang. Sedangkan sekarang masih serda, jauh sekali," keluh Tri.

Untuk dapat menempuh pendidikan penerbang, seorang prajurit harus memiliki pangkat minimal letnan dua. Tri pun tidak mau berpikir terlalu jauh. Kalau keinginannya menjadi penerbang tidak juga tercapai dia tetap ingin menjadi pramugari.

"Ya jadi pramugari saja," singkat wanita yang berpacaran dengan prajurit dari Batalyon Zeni Tempur 3 Bandung itu. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya