Liputan6.com, Jambi - Aksi pembalakan liar atau illegal logging masih tetap marak di kawasan hutan lindung, meski pemerintah mengaku akan memberantas aksi para perusak hutan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (12/12/2014), kayu hasil pembalakan liar terekam kamera wartawan saat melewati Sungai Kapas, Kabupaten Batanghari, Jambi. Saat berkunjung ke dalam kawasan hutan lindung, ratusan kubik kayu hasil tebangan liar ini siap diantarkan ke pemilik dengan menghanyutkan lewat Sungai Kapas.
Tak ditemukan pemiliknya di dalam hutan, namun mereka menunggu di hulu sungai. Jenis kayunya pun langka, yakni jenis bulian yang hanya tumbuh di hutan Jambi.
Meski sudah ditetapkan sebagai kawasan penyedia karbon dunia dan pernah dikunjungi Pangeran Charles dari Inggris pada 2010, aksi pembalakan liar di kawasan hutan ini tak mampu dihentikan pemerintah. (Dan/Ado)
Pembalakan Liar di Hutan Lindung Jambi Tak Pernah Berhenti
Hasil pembalakan liar di hutan lindung Batanghari jenis kayu bulian yang dikategorikan langka.
Diperbarui 13 Des 2014, 04:57 WIBDiterbitkan 13 Des 2014, 04:57 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Wamendagri: Retret di Magelang Memperkuat Sinergi Antarkepala Daerah
Damkar Sigap Bantu Kiky Saputri Lepaskan Cincin Jelang Melahirkan Anak Pertama
Perbedaan Waktu Imsak dan Subuh, Berikut yang Harus Diikuti untuk Mengetahui Batas Waktu Sahur
Sudah Sholat Tarawih dan Witir, Apakah Boleh Sholat Tahajud? Begini Penjelasan UAH
Pasutri di Bandar Lampung Tewas Tertimpa Longsor Saat Makan Malam
Apakah Makan Sahur Sudah Termasuk Niat Puasa Ramadhan? Biar Tak Salah Paham, Baca Penjelasan Ini
Cerita Petani Transmigrasi 5 Desa Tuntut Keadalian Agraria sampai Menginap di ATR/BPN Jambi
Wamendikdasmen Fajar Pastikan Pendidikan Bermutu untuk Semua, Termasuk Sekolah Swasta
Orangtua Tidak Pernah Sholat Meninggal, Apakah Bisa Diganti Fidyah? Simak Penjelasan Gus Baha Sekaligus Solusinya
4 Klub yang Bakal Bersaing Perebutkan Victor Osimhen di Musim Panas 2025: Nomor 1 Manchester United
BRIN Sebut Potensi Gagal Rukyat Cukup Besar, Awal Ramadan 2025 Bisa Berbeda
Juhu Singkah, Warisan Kuliner Dayak yang Hampir Terlupakan