Ahok: Pakai Sistem Bank, Tak Bisa Lagi Mainin Kuitansi

Ahok menegaskan seluruh proses keuangan setiap harinya harus diinput atau dimasukkan dalam sistem komputer.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 13 Jan 2015, 01:29 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2015, 01:29 WIB
Kilas Balik Ahok, Gubernur Baru Jakarta
Pada tahun 2009, Basuki mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bangka Belitung mewakili Partai Golkar. Ia sukses meraup 119.232 suara dan duduk di Komisi II. (Dok.Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pengawasan terhadap penggunaan anggaran melalui sistem e-budgeting di Satuan Kerja Perangkat Daerah (PTSP) mulai tahun ini akan semakin diperketat. Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun menginstruksikan jajarannya mengadopsi sistem tutup buku di bank yang dilakukan per hari.

"Kita mulai ketat termasuk e-budgeting. Termasuk menutup buku. Setiap sore harus tutup buku. Jadi kayak bank," kata Ahok usai rapat paripurna penyampaian RAPBD 2015 di Gedung DPRD DKI, Senin (12/1/2015).

Seluruh proses keuangan, lanjut mantan Bupati Belitung Timur ini, setiap harinya harus diinput atau dimasukkan dalam sistem komputer.

Perubahan ini untuk mencegah adanya permainan anggaran. Dikatakan Ahok, sudah bukan rahasia umum bahwa oknum PNS yang kerap mengatur angka pengeluaran. Apabila nantinya masih ditemukan ada yang tak melakukan input per hari, maka ia tak segan-segan mencabut jabatan si PNS nakal tersebut.

"Kita nggak mau lagi duitnya diambil lalu diatur-atur. Ini namanya permainan. Jadi tidak ada lagi kesempatan kamu mainin kwitansi, bon, nggak bisa lagi. Kita akan potong. Itu aja bedanya," tegas Ahok. (Ali)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya