Negara Sahabat Protes Eksekusi Mati Warganya, Ini Kata Ketua DPR

Politisi Partai Golkar itu menegaskan, pelaksanaan eksekusi mati oleh pemerintah Indonesia untuk melindungi warga negaranya.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 20 Jan 2015, 14:36 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2015, 14:36 WIB
Kunjungan DPRD NTT ke DPR RI
Ketua DPR RI Setya Novanto memberikan arahan kepada DPRD NTT di Ruang Tamu Ketua DPR RI, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (19/12/2014). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Belanda dan Brasil‎ menarik duta besarnya di Indonesia setelah warga negaranya dieksekusi mati karena kasus peredaran narkoba. Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR Setya Novanto meminta agar negara lain bisa memahami dan menghargai hukum di Tanah Air.
‎
"‎Pengedar narkoba bisa menimbulkan kematian orang lain. Pihak luar negeri harus menyadari bahwa ini adalah hukum di Indonesia. Kita harus saling menghargai negara satu dengan yang lain‎," kata Setya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/1/2014).

Pelaksanaan eksekusi mati terhadap 6 terpidana mati kasus narkoba itu, sambung Setya, dilakukan karena menyangkut masalah negara.

Politisi Partai Golkar itu menegaskan, pelaksanaan eksekusi mati oleh Pemerintah Indonesia tak lain untuk melindungi warga negaranya dari bahaya narkoba. Perlindungan setiap warga negara dari bahaya barang haram itu, ujar Setya, dilakukan tanpa terkecuali.

"‎Tentu ini hal-hal yang menyangkut masalah negara. Tapi tentang narkoba ini, sangat memprihatinkan karena setiap hari ada 40 orang meninggal karena narkoba," tegas dia.

Lebih jauh ia mengatakan, pengedar narkoba berbeda dengan pecandu narkoba yang bisa direhabilitasi kesehatannya. Pengedar, menurut Setya, bisa mengakibatkan kematian orang lain. Maka hukuman mati selayaknya tak dipermasalahkan oleh negara sahabat yang warganya dieksekusi mati di Indonesia.

Namun demikian, ia menuturkan, pemerintah Indonesia harus tetap membina dan menjaga hubungan baik dengan luar negeri agar kerjasama positif tak terganggu.

"‎Saya harapkan Presiden bisa mengadakan komunikasi intensif antara satu negara dengan yang lainnya sehingga hubungan perdagangan, ekonomi, dan kerjasama bisa terus dilanjutkan," tandas Setya Novanto. (Tnt/Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya