Begal Motor Makin Marak, Polisi Imbau Pemotor Bawa Alat Bela Diri

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono mengklaim, Jakarta masih termasuk kota aman.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 03 Feb 2015, 15:31 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2015, 15:31 WIB
Ilustrasi Garis Polisi
Ilustrasi Garis Polisi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kejahatan jalanan dan tindak kriminal di Jakarta semakin memprihatinkan. Hal itu juga berdasarkan hasil survei dari The Economist Intellegence Unit (EIU) terhadap kualitas keamanan kota di dunia, di mana Jakarta menjadi kota paling tidak aman sedunia.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono mengimbau kepada warga Jakarta, agar waspada terhadap tindak kriminal. Apalagi baru-baru ini sering terjadi aksi begal motor di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

"Kita harapkan kepada para pengendara motor agar bisa menggunakan alat listrik kejut atau alat lainnya untuk membela diri atau berjaga-jaga," kata Unggung di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Namun, Unggung mengingatkan kepada para pengendara kendaraan pribadi untuk tidak membawa senjata tajam atau senjata api sebagai alat untuk membela diri. Sebab, hal itu dikhawatirkan dapat memancing tindak kriminal lainnya.

"Asal bukan senjata tajam, apalagi senjata api. Karena nanti kalau dirazia bisa kena juga kalian itu," tandas Unggung.

Jakarta Masih Aman?

Meski mendapat cap Jakarta kota paling tidak aman di dunia, Unggung mengklaim Jakarta termasuk kota aman. Ada beberapa indikator yang tidak digunakan dalam proses survei EIU. Di antaranya terkait pengamanan Pemilu 2014 lalu dan pemberantasan terorisme.

Menurut mantan Kapolda Jawa Timur ini, Polri dapat dikatakan sukses mengamankan jalannya Pemilu dan penanggulangan terorisme, baik di Jakarta maupun seluruh kota di Indonesia.

"Jakarta masih aman. Hasil survei kemarin ada 4 indikator. Apa indikatornya? Kalau indikatornya masalah Pemilu atau pencegahan teroris, kita lebih bagus," tegas Unggung.

Unggung menjelaskan, berkat suksesnya pengamanan Pemilu dan pemberantasan terorisme di Indonesia, banyak negara memuji tugas Polri. Bahkan, Unggung mengklaim ada sejumlah negara yang menggandeng Polri terkait pemberantasan terorisme dan pengamanan Pemilu.

"Ada beberapa negara lain yang belajar di Mabes Polri," tegas Unggung.

Kendati, kata Unggung, survei EIU dapat menjadi evaluasi bagi jajarannya agar lebih meningkatkan pengamanan dan antisipasi tindak kejahatan jalanan.

Maka itu, jenderal bintang 2 ini mengimbau kepada seluruh jajarannya untuk terus melakukan operasi guna memberantas aksi kejahatan jalanan dan tindak kriminal.

"Namun kita harus melihat diri sendiri, bagaimana kita mengantisipasi. Maka dari itu operasi yang kita gelar selama ini dan tiap malam tidak selesai begitu saja. Polda Metro Jaya tidak diam. Setiap hari kita lakukan patroli sampai jam 3 pagi. Ada upaya yang kita jamin untuk antisipasi tindak kejahatan," jelas dia.

Hasil riset yang dilakukan oleh The Economist Intellegence Unit (EIU) menyatakan kualitas keamanan 50 kota di dunia. Survei tersebut menghasilkan indeks kota teraman dan tidak aman di dunia, yang diberi nama "The Economist's Safe Cities Index".

Dalam riset tersebut, 50 kota dipilih berdasarkan luas wilayah dan ketersediaan data. Data-data itu kemudian diperingkatkan berdasarkan lebih dari 40 matriks yang terbagi 4 kategori utama, yakni keamanan digital, jaminan kesehatan, kualitas infrastruktur dan keamanan pribadi.

Dari kategoti utama itu, Tokyo dan Singapura terpilih kota dengan tingkat keamanan paling tinggi di dunia. Pada 10 peringkat teratas, tercatat ada kota-kota di Eropa, Australia dan Amerika.

Adapula kota yang mendapat peringkat rendah dari 4 kategori utama penilaian, seperti Riyadh, Arab Saudi yang berada di peringkat 46, Vietnam Teheran, Iran di peringkat 49 dan Jakarta, berada di peringkat ke-50. (Rmn/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya