Dubes Ditarik Pulang, KBRI di Brasil Tetap Beroperasi

Menurut Fachir, pelayanan yang diberikan KBRI di Brasil tidak akan berubah atau berkurang meskipun tanpa dipimpin seorang duta besar.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Feb 2015, 10:56 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2015, 10:56 WIB
RI Kirim Nota Keberatan ke Brasil
Dubes RI untuk Brasil Toto Riyanto (tengah) dan Direktur Jenderal Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri, Dian Triasyah Djani (kiri). (Andreas Gerry Tuwo/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kendati Pemerintah telah menarik pulang Duta Besar RI untuk Brasil Toto Riyanto, tapi dipastikan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Brasil tetap beroperasi normal. Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir. Fachir menjelaskan, KBRI di Negeri Samba tetap dibuka.

"Nggak (ditutup). Kegiatan normal," kata Fachir di Kantor Kemlu Jakarta, Selasa (24/2/2015). "Semua pelayanan dilaksanakan, petugas misi perwakilan tetap jalan karena kita punya kuasa usaha di sana," sambung dia.

Menurut Fachir, pelayanan yang diberikan KBRI di Brasil tidak akan berubah atau berkurang meskipun tanpa dipimpin seorang duta besar. "Dalam hal pelayanan tidak ada perbedaan," ujar mantan dubes RI untuk Arab Saudi tersebut.

Dubes RI untuk Brasil, Toto Riyadi dipanggil pulang ke Tanah Air setelah Presiden Brasil Dilma Rousef menolak Surat Kepercayaan dari Pemerintah Indonesia‎. Penolakan berlangsung saat Toto sudah berada di Istana Kepresidenan Negeri Samba dan sebelumnya telah menerima surat undangan resmi dari Pemerintah Brasil.

Dalam pernyataan resminya, Presiden Dilma Rousef mencoba mengelak dengan mengatakan tidak menolak penempatan Dubes Indonesia di negaranya. Melainkan, "yang kami lakukan adalah sedikit memperlambat penerimaan surat kepercayaan, tidak lebih dari itu," ucap Rouseff.

Disinyalir sikap Pemerintah Brasil yang menolak atau memperlambat penempatan Dubes RI terkait kebijakan Pemerintah RI yang telah mengeksekusi mati seorang warga negara Brasil karena terlibat kasus narkoba, 18 Januari 2015. Warga Brasil itu dieksekusi mati bersama 5 terpidana mati lainnya di LP Nusakambangan. Sejak itu hubungan diplomatik Indonesia dan Brasil mulai renggang. (Sun/Ein) 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya