Liputan6.com, Jakarta - Polemik antara DPRD DKI Jakarta dan Gubernur Tjahaja Purnama alias Ahok terus bergulir. Dukungan serta penolakan bagi kedua belah pihak terus bermunculan. Salah satunya terjadi pada acara car free day di kawasan bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, pagi tadi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (8/3/2015), massa pendukung DPRD Jakarta membentangkan spanduk berisi mendukung hak angket dan melengserkan Ahok dari kursi gubernur.
Aksi yang didukung sejumlah kelompok massa ini menilai Ahok sudah melanggar peraturan tentang pengelolaan keuangan daerah. Mereka menyatakan RAPBD yang diajukan ke Kemendagri bukan hasil pembahasan bersama pemerintah dan DPRD.
Koordinator Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) Endang Supardi berharap hak angket DPRD DKI tetap diselenggarakan. Ia juga berharap Gubernur Ahok segera diturunkan karena etikanya dinilai tak pantas sebagai seorang pemimpin.
"Abis angket terserah. Demo lanjutan lakukan terus, ya kalau saya minta sih terus. Itu agar Ahok dimakzulkan seperti Aceng Fikri. Dan Ahok udah nggak pantes jadi gubernur. Mulutnya, bahasanya, kata-katanya udah nggak pantes. Dia yang pantes jualan bakso," ucap Endang.
Seolah tak mau kalah, di lokasi yang sama Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara) menggalang tanda tangan yang bertajuk SaveAhok. Aksi ini bertujuan untuk mendukung mantan Bupati Belitung Timur itu dalam memberantas pengemplang APBD DKI Jakarta.
Koordinator Bara Safti Hidayat mengatakan, penggalangan tanda tangan itu sebagai bentuk dukungan masyarakat terhadap Ahok untuk memerangi koruptor dan mafia proyek di DKI Jakarta.
"Untuk menggalang dukungan publik mendukung Ahok melawan para begal APBD, melawan para calo proyek, melawan para mafia proyek yang selama ini merampok harta rakyat Jakarta melalui APBD," terang Safti.
Polemik antara DPRD dan Ahok ini berawal dari adanya dugaan anggaran siluman di APBD DKI Jakarta 2015. Ahok menemukan anggaran pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) untuk sejumlah sekolah di Jakarta yang tak masuk akal.
Dugaan korupsi pengadaan UPS di 49 sekolah di Jakarta saat ini tengah diselidiki Polda Metro Jaya. Sejumlah saksi sudah diperiksa meski polisi belum menetapkan tersangka.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau akrab disapa Haji Lulung menyatakan, dirinya siap diperiksa polisi terkait pengadaan UPS ini. (Nfs/Ado)
'Perang' Dukungan Pro-Ahok Vs Pro-DPRD di Car Free Day
Koordinator GMJ mengatakan, Ahok tak pantas menjadi gubernur dan lebih cocok menjadi penjual bakso.
Diperbarui 08 Mar 2015, 14:41 WIBDiterbitkan 08 Mar 2015, 14:41 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Strategi CIO di 2025: Fokus Keamanan Siber, AI, dan Cloud di Tengah Ancaman Ekonomi Global
Cara Membunuh Belatung, Tips Membasmi Hama yang Menjijikkan
Cara Mengadu Langsung kepada Allah saat Ditimpa Kesusahan, Langsung Dijawab Kata Abdul Somad
Harga Kripto Hari Ini 7 April 2025: Bitcoin Anjlok, Ethereum Cs Merosot Tajam
Saham Asia Anjlok Usai Donald Trump Naikkan Tarif Impor
Cara Membuka Scribd yang Terkunci, Begini Tahapannya
Pantau Arus Balik Lebaran, Gibran: Semoga Semua Selamat Sampai Tujuan
Cara Memulihkan Akun yang Dibatasi, Begini Langkah-langkahnya
Libatkan Kelompok Rentan Termasuk Difabel dalam Penelitian, BRIN Ungkap Pentingnya Klirens Etik
Sudah Bekerja Keras tapi Tetap Kekurangan? Simak Nasihat Gus Baha tentang Rezeki
Panduan Lengkap Cara Bayar dan Besaran Fidyah Puasa
Bawang Merah Goreng Renyah dan Wangi: Ini Langkah-Langkah Pembuatannya