Liputan6.com, Jakarta - Di tengah tekanan inflasi global, ketidakstabilan geopolitik, dan ancaman resesi, para pemimpin teknologi informasi (TI) di Indonesia dituntut untuk tetap menjaga relevansi investasi teknologi mereka sekaligus mendorong nilai strategis bagi bisnis.
Merespons tantangan ini, iCIO Community merilis laporan riset bertajuk “IT Strategies and Priorities Amid Economic Uncertainty in 2025”, yang menggambarkan arah kebijakan dan strategi para CIO tahun ini.
Riset ini dilakukan secara online pada Januari hingga Februari 2025, melibatkan lebih dari 50 pemimpin TI dari beragam industri.
Advertisement
Dengan dukungan dari CTI Group, temuan riset menyoroti tiga area utama yang menjadi prioritas CIO: cybersecurity, data governance, dan digital platforms.
Sebanyak 59 persen responden menegaskan komitmen mereka pada ketiga area tersebut. Ini merupakan kesinambungan dari riset serupa yang dilakukan iCIO pada tahun 2023.
“Mengetahui prioritas berarti memahami arah investasi dan kesiapan dalam menghadapi tantangan masa depan. Hasil riset ini juga membuka peluang kolaborasi strategis lintas industri,” ujar Koordinator Divisi Riset iCIO Community David Wirawan dalam siaran pers yang diterima, Senin (7/4/2025).
Salah satu perubahan paling mencolok dalam strategi TI 2025 adalah pergeseran dari model belanja modal (CAPEX) ke belanja operasional (OPEX).
Jika tahun lalu 69 persen CIO masih mengandalkan kombinasi CAPEX dan OPEX, tahun ini 63 persendi antaranya lebih memilih model OPEX sepenuhnya.
Model OPEX memungkinkan fleksibilitas biaya melalui sistem langganan berbasis pay-per-use atau subscription, menjadikan pengelolaan anggaran TI lebih adaptif terhadap dinamika kebutuhan bisnis.
Tantangan Adopsi Cloud dan Solusi Hybrid
Meski adopsi teknologi cloud terus tumbuh, berbagai tantangan masih menghantui para pemimpin TI.
Sebanyak 31 persen mengidentifikasi manajemen biaya dan sumber daya sebagai kendala utama, disusul integrasi sistem legacy (22 persen) dan kepatuhan regulasi (10 persen).
Sebagai solusi, sebanyak 33 persen CIO mengadopsi strategi hybrid cloud yang menggabungkan infrastruktur on-premises dan cloud. Pendekatan ini memungkinkan transisi lebih mulus dan terkontrol, sambil tetap mempertahankan kontrol atas data strategis.
Peningkatan Kepatuhan Data Pascapenerapan UU PDP
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) secara penuh pada Oktober 2024, kepatuhan data menjadi fokus utama para pemimpin TI.
Dalam riset iCIO 2025, sebanyak 92 persen CIO kini telah mengandalkan tim internal khusus untuk mengelola kepatuhan data, naik drastis dari 53,1 persen pada tahun sebelumnya.
Namun demikian, dua tantangan utama masih mengemuka: kompleksitas regulasi (27 persen) dan konsistensi data antar sistem (27 persen). Ini menegaskan kepatuhan membutuhkan strategi teknologi yang solid dan integrasi sistem terencana yang baik.
Advertisement
AI dan Inovasi Digital: Dari Efisiensi ke Peluang Bisnis
Artificial Intelligence (AI) juga menjadi komponen strategis dalam transformasi digital.
Riset menunjukkan 55 persen pemimpin TI telah mengintegrasikan AI ke dalam proses bisnis mereka, sedangkan 37 persen lainnya akan mengadopsi dalam 12 bulan ke depan.
Tidak lagi terbatas pada efisiensi operasional, AI kini digunakan untuk memperkuat pengalaman pelanggan, mendukung inovasi produk, dan membuka sumber pendapatan baru.
Dua tantangan yang diantisipasi CIO tahun ini adalah cara mendorong inovasi berbasis teknologi dan memastikan keberlanjutan anggaran TI dalam jangka panjang.
Oleh sebab itu, dalam menghadapi ketidakpastian global, CIO dituntut untuk lebih lincah dan strategis.
"Optimalisasi investasi teknologi, penerapan model operasional yang lebih fleksibel, serta peningkatan kapabilitas digital menjadi kunci untuk menjaga ketahanan bisnis," tutur Koordinator Divisi Riset iCIO Community Edwin Sugianto.
Menurutnya, ke depan, kolaborasi antarindustri dan pendekatan berbasis data akan semakin menentukan keberhasilan transformasi digital.
