Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Belajar dari pengalamannya, mantan Bupati Belitung Timur itu mengimbau warga ibukota agar waspada. Meski tahun ini jumlah pasien penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegepty itu tak meningkat, tapi pencegahan rutin harus terus dilakukan.
Salah satunya, pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ahok meminta kepada warga agar mempermudah kerja juru pemantau jentik (jumantik) nyamuk.
"Kita juga kesulitan di Jakarta, Jumantik nggak bisa masuk ke rumah-rumah karena orang Jakarta suka nggak izinin orang masuk rumah periksa. Makanya sekarang kita imbau," ucap Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Ahok mengatakan nyamuk Aedes Aegepty sebenarnya lebih menyasar air bersih, bukan selokan yang kotor. Bahkan di dispenser air pun biasanya ada jentik nyamuk. Fogging pun, menurut Ahok, efektifnya cuma bisa bertahan 3-4 bulan. Maka itu memerlukan metode pemberantasan jentik nyamuk di tiap rumah.
"Itu (jentik di air bersih) yang bahaya. Balik lagi perilaku orang. Makanya kita dorong. Mesti dorong supaya jangan kasih kesempatan air bersih untuk jentik," kata Ahok.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto menambahkan, penderita DBD paling banyak ditemukan di wilayah Jakarta Selatan. Hingga 10 Maret 2015 ada 311 orang.
"Angka penderita di Jakarta Selatan hampir selalu paling tinggi," kata Koesmadi. Ia menambahkan, pada setiap 100.000 penduduk ditemukan 14 penduduk di Jakarta Selatan yang terinfeksi demam berdarah.
Jumlah penderita terbanyak berikutnya secara berturut-turut yakni di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat. Tercatat 489 penduduk menderita demam berdarah pada Februari 2015. Angka ini memang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sebanyak 1.067. Sementara, kecamatan yang penduduknya paling banyak terjangkit yaitu Kecamatan Kebayoran Baru, diikuti Pancoran, Cilandak, Pesanggrahan, dan Palmerah.
"Antisipasi demam berdarah dilakukan dengan pembagian bubuk abate sebagai program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkup rukun tetangga. Pembagian dilakukan oleh tim dari puskesmas tingkat kecamatan dan kelurahan. Pembagian bubuk abate disertai sosialisasi penerapan 3M: menutup, menguras, dan mengubur. PSN itu cara paling efektif," kata Koesmedi. (Alv/Sun)
Kena DBD, Ahok Minta Warga DKI Belajar dari Pengalamannya
Penderita DBD paling banyak ditemukan di wilayah Jakarta Selatan.
diperbarui 13 Mar 2015, 10:38 WIBDiterbitkan 13 Mar 2015, 10:38 WIB
Petugas dari Puskesmas kecamatan Gambir memfogging seluruh ruang kerja di Balai Kota, Jakarta, Selasa (10/3/2015). Fogging dilakukan setelah dikabarkan Gubernur Ahok terkena DBD (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Benarkah Uang Suami Sepenuhnya Milik Istri? Begini Pandangan Islam
Pertunjukan Wayang Kulit Ki Anom Dwijo Kangko Sukses Meriahkan HUT ke-129 BRI
Wapres Gibran Sapa Jemaat Natal di GBI Solo, Sampaikan Pesan soal Toleransi
Adu Bucin Song Joong Ki versus Hyun Bin, Keluarga Jadi Prioritas Pertama
100 Kata-Kata Cinta Bulshit Bahasa Inggris dan Artinya, Ungkapan Penuh Sindiran
Detik-Detik Kakek 80 Tahun Meninggal dalam KM Gregorius
Rifqi Tersingkir, Wakil Indonesia Habis di Men's World Tennis Championship 2024 Seri Kedua
222 Kata yang Berakhiran IK untuk Referensi Menulis dan Berbahasa
Cara Telkom Bawa UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
Natal 2024: Warga Inggris Kenang Kepergian Anggota Keluarga yang Meninggal Akibat COVID-19
INALUM Catat Rekor Penjualan Tertinggi, Capai 263.195 MT
Lestarikan Warisan Budaya Nusantara, BRI Meriahkan HUT ke-129 dengan Pertunjukan Wayang