Panglima TNI Moeldoko Resmikan Pembukaan Latihan Kedaruratan

Ciri daerah operasi militer biasanya dikenali atas 3 hal, yaitu cuaca, medan, dan musuh (cumemo).

oleh Audrey Santoso diperbarui 12 Jun 2015, 19:58 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2015, 19:58 WIB
Pelatihan Kedaruratan Wartawan
Pelatihan Kedaruratan Wartawan di Karawang, Jawa Barat. (Puspen TNI)

Liputan6.com, Karawang Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko membuka Pelatihan Kedaruratan Wartawan 2015 dari jajaran media cetak, televisi, radio dan online di daerah latihan Kostrad Sanggabuana, Desa Mekar Buana, Kecamatan Tegal Wara, Kabupaten Sanggabuana Karawang, Jawa Barat.
 
Moeldoko menyampaikan, dalam sebuah situasi pertempuran, di mana hati, pikiran, dan perasaan menjadi hilang oleh para pelaku dan kombatan, maka yang terjadi adalah pengabaian atas hukum humaniter atau hukum perang.

"Kalau pengabaian hukum humaniter itu berjalan, maka yang terjadi adalah sulit membedakan antara kombatan (tentara) dengan nonkombatan (warga), kalau itu yang terjadi maka semua dianggap sasaran, ingat itu," kata Moeldoko dalam sambutannya, Jumat (12/6/2015).

Dia menyampaikan, wartawan yang pada akhirnya akan diterjunkan di daerah yang memiliki risiko tinggi, perlu diperkenalkan ciri-ciri operasi militer. Ciri daerah operasi militer biasanya dikenali atas 3 hal, yaitu cuaca, medan, dan musuh (cumemo).
 
"3 Ciri ini memiliki kecenderungan yang hampir sama dengan kecenderungan lingkungan strategis dan mempunyai lingkungan yang sifatnya selalu berubah, memiliki speed yang tinggi, compleksity dan penuh dengan kejutan," ujar dia.

Sulit Diprediksi

Moeldoko juga mengatakan, di lingkungan daerah operasi selalu berubah, baik cuacanya, musuhnya, dan sulit untuk diprediksi serta memiliki risiko yang tinggi. Selain itu juga, di dalam daerah operasi memiliki kecepatan yang tinggi, dan perubahannya begitu sangat cepat, baik cuaca yang tidak menentu seperti digulung oleh awan yang pekat, dan hujan yang lebat, kemudian tiba-tiba berubah kering.

Kesemuanya itu, lanjut dia, harus ada penyesuaian-penyesuaian, baik penyesuaian penggunaan taktik, alutsista, termasuk juga penyiapan moril prajurit. 

Pelatihan Kedaruratan Wartawan berlangsung 12-13 Juni 2015 mengambil tema "Melalui Pelatihan Kedaruratan Terbentuk Wartawan yang Berkarakter dan Tangguh dalam Menghadapi Tantangan Tugas".

Ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama latihan teknis kedaruratan wartawan, sehingga dapat bermanfaat dalam peliputan kedaruratan dan peliputan khusus atau situasi darurat.
 
Materi pelatihan adalah jelajah dan rintangan malam, pengetahuan navigasi darat, pengetahuan mengesan jejak, pengetahuan melintasi daerah bahaya, pengetahuan survival dan berbivak, pengetahuan menaksir arah dan jarak tembakan, pengetahuan nilai-nilai kejuangan dan praktek menembak senapan jarak 30 meter.

Selanjutnya: Prittttt...

Prittttt.....

Latihan Layaknya Prajurit Perang

Prit... pritt... prittt... bunyi peluit terdengar nyaring di penjuru lapangan Gunung Sanggabuana, daerah latihan Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (Kostrad).

"Aman...aman...aman," teriak para wartawan berloreng yang sedang mengambil posisi tiarap.

Mereka pun serentak berlari membentuk barisan di depan podium pembina upacara. Moeldoko yang sudah berdiri tegap di podium, memimpin upacara pembukaan kegiatan Pelatihan Kedaruratan Wartawan 2015.

"Hari ini, Jumat 12 Juni 2015 pukul 08.20 WIB, acara Pelatihan Kedaruratan Wartawan Sanggabuana 2015 resmi dibuka," tegas Moeldoko di lokasi.

Selama 3 hari 2 malam, para wartawan dilatih layaknya prajurit perang dan dibekali ilmu-ilmu dasar mengamankan diri dalam kondisi perang, misalnya cara bertahan hidup dengan memakan tumbuhan di dalam hutan, cara mendeteksi jejak musuh dan memata-matai daerah musuh.

"Supaya dicermati betul yang saya katakan, bahwasanya rekan wartawan ini kalau memiliki tugas di daerah tidak aman, daerah pertempuran maka perlu memahami situasi daerah pertempuran. Bagaimana caranya memahami cuaca medan dan musuh ketika bertikai untuk menyelamatkan diri," terang Moeldoko.

Moeldoko berharap, acara ini dapat rutin diadakan rutin, meski bulan depan ia sudah menginjak masa pensiun. Ia mengimbau peserta agar mengikuti acara ini dengan semangat karena para pelatih dari Kostrad akan menunjukkan sikap keras dan tegasnya.

Ia menuturkan agar peserta memaklumi hal tersebut, karena menurut Moeldoko, kondisi di daerah perang memang keras dan berat. (Mvi/Sss)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya