Liputan6.com, Jakarta - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) siap mengantisipasi potensi adanya 'penumpang gelap' yang ikut mendaftar sebagai calon pimpinan periode 2015-2019. Hal itu menyusul kabar bahwa sejumlah pihak merekomendasikan nama-nama untuk ikut mendaftar sebagai calon pimpinan KPK.
"Insya Allah tidak ada titipan-titipan. Pokoknya kami (menyeleksi) sesuai prosedur. Kita sudah lakukan prosedur-prosedur yang dilakukan pansel-pansel lain," ujar anggota Pansel Capim KPK Yenti Ganarsih usai diskusi di kawasan Tebet, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (26/6/2015).
Yenti menuturkan, Pansel Capim KPK juga akan melakukan sejumlah penilaian, dari rekam jejak sampai psikologis. Dari penilaian-penilaian itu, ujar dia, nantinya ketahuan bagaimana integritas calon yang bersangkutan.
"Nanti kan ada juga tes deskripsi diri mengenai penguatan tentang KPK. Itu harus, harus tahu dong bagaimana tentang KPK, pemahamannya tentang pemberantasan korupsi," tutur dia.
"Makanya kita cari yang benar-benar punya integritas dan independen, selain juga kompeten," imbuh pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti itu.
Sebelumnya, peneliti dari Indonesian Institute for Development and Democracy (Inded) Arif Susanto mengatakan, Pansel Capim KPK wajib mewaspadai adanya 'penumpang gelap' yang ikut mendaftarkan diri.
Hal ini dikatakan Arif menyusul langkah sejumlah petinggi Polri yang kompak merekomendasikan para anak buahnya untuk turut mendaftar.
"Mengherankan kalau Kapolri merekomendasikan 3 nama, Wakapolri 3 nama, dan Jaksa Agung 5 nama," ujar Arif dalam diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan dan Jaksa Agung HM Prasetyo dikabarkan merekomendasikan masing-masing anak buahnya untuk ikut mendaftar ke Pansel sebagai Calon Pimpinan KPK periode 2015-2019 mendatang. (Ndy/Ali)
Pansel Capim KPK Siap Antisipasi Titipan 'Penumpang Gelap'
Yenti menuturkan, Pansel Capim KPK juga akan melakukan sejumlah penilaian, dari rekam jejak sampai psikologis.
diperbarui 26 Jun 2015, 21:03 WIBDiterbitkan 26 Jun 2015, 21:03 WIB
Kiri-kanan : Abdullah Hehamahua, Yenti Ganarsih, dan AM Fatwa saat diskusi Bincang Senator dengan tema “Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia”, Jakarta, Minggu (15/3/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Top 3 Islami: Kisah Penghafal Al-Qur'an Heran Kakek Tua Tetap Tenang walau Imam Baca Surah Al-Baqarah, Wudhu Telanjang Bulat Apakah Sah?
Serba-serbi Mengelola Bisnis Restoran, Apa Kiat agar Bisa Terus Eksis?
Samsung Galaxy S25 Slim Muncul di Geekbench, Bagaimana dengan Performanya?
350 Inspirasi Recharge Energy Caption untuk Menyegarkan Jiwa
Cuaca Hari Ini, BMKG Prediksi Sebagian Wilayah Jakarta Hujan Siang dan Sore Nanti
Jadi Brand Ambassador Jetour, Alan Walker Siapkan Lagu Spesial
350 Caption Jalan Pagi Lucu untuk Semangat Awali Hari
3 Resep Mi Nyemek, Hidangan Tradisional yang Simpel dan Menggugah Selera
The Fed Berpeluang Agresif Kerek Suku Bunga pada 2025
Waspada Lowongan Kerja Palsu, Kenali Ciri-cirinya Sebagai Berikut
Arah Baru Regulasi Kripto di Bawah Pemerintahan Trump: Peluang dan Tantangan
13 Januari 1794: Presiden George Washington Tandatangani UU Terkait Bendera AS