Takut Ketahuan KPK, Koruptor Bertransaksi di Tanah Suci

Namun Johan tidak merinci siapa koruptor yang melakukan upaya tersebut‎, maupun kasus terkait.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 29 Jun 2015, 03:34 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2015, 03:34 WIB
Ilustrasi Korupsi
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), membuat khawatir para koruptor dalam melakukan transaksi ilegalnya. Seribu cara pun dilakukan agar transaksi mereka tidak diketahui KPK, seperti bertransaksi di tanah suci, Mekkah. Sayang, upaya ini tetap tercium lembaga anti-rasuah itu.

"Ada yang transaksi dengan umroh bersama di tanah suci. Biar apa? Biar tidak ditangkap KPK," tutur Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK Johan Budi, dalam diskusi bertema Puasa Korupsi, di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Minggu 28 Juni 2015.

"Ada juga pengadaan Alquran, pembicaraan korupsi juga pakai kata-kata dekat dengan agama. Korupsi itu tidak kenal entitas lagi," kata dia.

Namun Johan tidak merinci siapa koruptor yang melakukan upaya tersebut‎, maupun kasus terkait. "Itu hanya informasi dulu," ucap Johan.

Sementara putri Presiden Gus Dur, Yenny Wahid, menilai, transaksi yang melibatkan uang hasil korupsi di tanah suci tidak dapat dimaafkan. Bahkan, hal tersebut merupakan penghinaan kepada Tuhan.

"Orang yang bertransaksi di tanah suci, itu artinya membohongi manusia, juga membohongi Tuhan. Hukumannya dua-duanya itu," tegas Yenny. (Rmn/Nda)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya