Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menilai pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam sidang tahunan MPR sekaligus memperingati perayaan ke-70 Kemerdekaan Indonesia sudah sesuai dengan janji kampanyenya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu.
Yakni, berjanji kepada seluruh rakyat Indonesia terutama mengubah paradigma ritme kerja di pemerintahan yang harus saling bersinergi antarkementerian atau lembaga negara.
"Apa yang disampaikan beliau (Jokowi) sesuai janji kepada rakyat Indonesia dalam kampanye kemarin yang berkaitan dalam poros politik, laut. Dan yang paling utama adalah perubahan paradigma di dalam kerja di pemerintahan yang lebih mengutamakan konsentrasi ke depan membangun infrastruktur," ucap Pramono Anung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2015).
"Menyelesaikan jalan-jalan tol yang ada, kemudian tol laut, pelabuhan dan sebagainya. Itulah yang menjadi message kuat presiden dalam pidato hari ini," ‎sambung Pramono.
Namun buat mengimplementasikan hal tersebut, Pramono berujar, tidak mudah untuk mengubah paradigma ritme kerja di pemerintahan. Sebab, anggaran yang disusun pada Kabinet Kerja Jokowi-JK sebelumnya belum rampung secara keseluruhan.
Ubah Pradigma Pembangunan
"Maka dengan demikian perubahan yang dilakukan saat ini benar-benar untuk dalam mengubah paradigma pembangunan untuk membangun yang bersifat produktif seperti infrastruktur," ujar Pramono yang baru menjabat sebagai Seskab menggantikan Andi Widjajanto.
Agar paradigma tersebut dapat segera diimplementasikan, mantan anggota DPR ini pun menargetkan penyerapan anggaran terus didorong agar infrastruktur di berbagai daerah dapat berjalan dengan baik.
"Yang jelas penyerapannya lebih besar dari sebelumnya dan semoga pertumbuhan ekonomi yang diprediksi pemerintah benar. Karena selain ada faktor-faktor budget spending yang mungkin harus diperbaiki, kemudian yang kedua kita akan menghadapi Pilkada pada bulan Desember," jelas politikus senior PDIP ini.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, apa yang disampaikan Jokowi dalam pidato kenegaraannya tersebut menjadi harapan semua rakyat Indonesia untuk bersinergi membangun pemerintahan yang baik.
"Saya berharap ini bukan hanya suatu imbauan, tapi memang hal yang harus dilakukan bersama-sama dan menjadi gerakan nasional yang memang harus dimulai dari diri sendiri, lingkungan, dan negara," ujar Puan.
Ritme Kerja Pemerintahan
Puan pun mengaku sudah membangun komunikasi dengan 3 menko baru yang dilantik Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Rabu, 12 Agustus 2015 lalu untuk mengimplementasikan perubahan paradigma ritme kerja di pemerintahan Jokowi-JK.
"Kita sudah ngobrol bahwa kita sepakat akan sama-sama koordinasi dan kita akan sering ketemu untuk koordinasi di bawah kementerian/lembaga kita supaya program bisa dijalankan bersama-sama," beber putri sulung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut.
Saat ditanya mengenai prioritas Kemenko PMK dengan adanya reshuffle kabinet serta pidato kenegaraan Jokowi yang menyoroti masalah pendidikan, Puan mengatakan, pihaknya akan fokus pada masalah ekonomi terlebih dahulu. Sebab, situasi perekonomian secara global dan nasional tidak terlalu baik.
"Jadi bagaimana kita bisa menguatkan situasi ekonomi ini dengan pengaruh global yang ada dan bagaimana rakyat tidak merasakan impact-nya secara dramatis. Serta pemerintah harus siap dengan apa yang terjadi di masalah ekonomi ini dan rakyat kalau terkena imbasnya itu tidak besar," pungkas Puan Maharani. (Ans/Mut)