Kopilot Trigana Air akan Dimakamkan di Banjarmasin

Kopilot Trigana Air, Ariadin Falani meninggalkan 3 anak yang masih belia.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 19 Agu 2015, 10:19 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2015, 10:19 WIB
Segmen 3: Kopilot Trigana Air hingga Perang Bantal Sambut HUT RI
Kerabat Kopilot Ariadin Falani berharap, keluarganya bisa selamat hingga menyambut HUT ke-70 RI dengan adu ketangkasan dan perang bantal.

Liputan6.com, Bogor - Kediaman Kopilot Trigana Air, Ariadin Falani, di Perumahan Taman Kenari B 11 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, penuh dengan kerabat. Rencananya jenazah Ariadin akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Banjarmasin.

Kerabat dari keluarga korban, Indah Khulaidah, mengatakan istri dari Ariadin Falani, Risnilia, belum dapat ditemui karena masih terpukul atas kejadian yang menimpa suaminya tersebut. Pihak keluarga juga sudah mengetahui kabar seluruh awak pesawat Trigana Air tidak ada yang selamat dari pihak maskapai.

"Awalnya kita tahu dari Basarnas kalau di dalam pesawat tidak ada yang selamat melalui televisi. Namun akhirnya dari kantor Trigana Air memberikan keterangan resmi memberikan kabar yang sama," ungkapnya di kediaman Risnilia, Kota Bogor, Rabu (19/8/2015).

Selain itu, lanjut Indah, bahwa jenazah almarhum Ariadin tidak akan dibawa terlebih dahulu ke Bogor, melainkan akan langsung dibawa ke Banjarwaru, Banjarmasin.

"Almarhum akan langsung dibawa ke kampung halamannya di Banjarmasin dari Papua untuk segera dimakamkan," paparnya.

Ayah 3 Anak

Kopilot Ariadin Falani meninggalkan 3 anak yang masih kecil. Selama ini ketiganya tinggal bersama sang ibu, Risnilia, di Perumahan Taman Kenari B 11, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Indah Khulaidah menceritakan, keluarga almarhum baru tinggal di Bogor selama 8 bulan. "Sebelum tinggal di Bogor, mereka tinggal di Jakarta," ungkapnya.

Ariadin meninggalkan 1 orang putra dan dua orang putri yang semuanya masih berusia di bawah 10 tahun. "Anak pertama dan kedua itu perempuan namanya Aura Fadilah dan May Sa. Sedangkan yang bungsu itu laki-laki bernama Aby (5)," jelasnya.

Menurut adik Korban, Zaki, Ariadin sudah tergabung dengan Trigana Air selama 7 tahun. Ariadin merupakan lulusan sekolah penerbangan Southwind di Texas, Amerika Serikat.

"Kakak saya juga dikenal sebagai sosok yang sayang keluarga terlebih kepada ketiga anaknya yang masih kecil. Beliau juga tidak sungkan untuk menceritakan pengalaman selama menerbangkan pesawat," ungkap Zaki.

Tak hanya di Papua, Ariadin juga pernah bertugas di Banjarmasin, Kalimantan, Pangkalan Bun, dan lainnya. Selama ini, kakaknya selalu menerbangkan pesawat dengan rute jarak pendek.

Pesawat Trigana Air jenis ATR 42 jatuh di Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat dengan nomor registrasi PK-YRN dan rute penerbangan Jayapura (Sentani)-Oksibil tersebut hilang kontak sekira pukul 14.55 WIB.

Trigana jatuh tersebut membawa sebanyak 49 orang penumpang terdiri dari 44 orang dewasa, dua anak, dan tiga bayi. Pesawat diawaki oleh pilot Capt Hasanudin, Kopilot Ariadin, pramugari Ika N dan Dita Amelia, serta teknisi Mario. (Tnt/Yus)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya