2 Warga Sipil Papua Tewas Ditembak Anggota TNI

Kodam Cenderawasih telah meminta maaf kepada keluarga korban dan akan memberikan santunan kepada korban.

oleh Katharina Janur diperbarui 28 Agu 2015, 09:16 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2015, 09:16 WIB
20150817-Ini Penampakan Trigana Air yang Ditemukan Dalam Kondisi Hancur-Papua
Kerabat penumpang pesawat Trigana Air berkumpul untuk mencari informasi di bandara Jayapura, Senin (17/8/2015). Pesawat yang membawa 54 penumpang tersebut dinyatakan hilang usai lepas landas dari Jayapura. (AFP PHOTO / BIMA SAKTI)

Liputan6.com, Jayapura - Kodam XVII/Cenderawasih mengaku prajuritnya menembak 4 warga sipil di Koperaoka atau sekitar 50 meter dari Pos Gorong-Gorong, Timika, Papua. Dari 4 orang yang ditembak, 2 di antaranya meninggal dunia, yakni  Imanuel Mairimau (23) yang kena luka tembak di kepala belakang bawah telinga, dan Yulianus Okoare (23), tertembak di perut tembus belakang.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Teguh Pudji Raharjo mengatakan, dua warga sipil lainnya yang saat ini masih dirawat di rumah sakit setempat adalah Martinus Apokapo (24) kena luka tembak pada  pinggang kiri dan Martinus Imaputa (17) kena luka tembak pada bagian kaki.

Menurut Teguh, kronologis penembakan yang diterimanya dini hari tadi, sekitar pukul 01.33 WIT telah terjadi aksi pengeroyokan terhadap Sertu Ashar, Jabatan Bakodim 1710/Mimika, di Jalan  Bhayangkara, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika. Sertu Ashar dikeroyok oleh warga setempat.

Saat itu, Sertu Ashar berniat menjemput Serka Makher yang juga mengalami pengeroyokan oleh massa di daerah Koperapoka.

"Sertu Ashar dikeroyok massa di sekitar 50 meter dari Pos Gorong-gorong. Sebelum dikeroyok, Ashar sempat menanyakan keberadaaan Serka Makher kepada anggota polisi yang berada di lokasi kejadian, namun polisi itu mengaku tak mengetahui keberadaan Serka Makher," kata Teguh DI Jayapura, Jumat (28/8/2015).

Ashar pun kembali mencari Makher hingga ke pertigaan Titi Teguh, lalu ditemukanlah motor Kawasaki KLX Polisi yang dipakai Serka Makher. Saat itu juga, Ashar menghubungi Makher lewat Amole Cell dan mendapat informasi bahwa Makher berada di daerah belakang PIN, karena dikeroyok massa. Ashar kemudian meminta Makher keluar ke jalan untuk dijemput.

"Saat Sertu Ashar kembali ke arah motornya berniat menjemput Serka Makher, disitulah dia dan motor yang hendak digunakan dikepung warga setempat, dan terjadilah pengeroyokan kepada Ashar hingga Ashar terjatuh dan bersimbah darah," papar Teguh.

"Karena merasa terdesak, Ashar langsung mengisi senjata dan menembak ke arah atas sebanyak 2 kali. Sebagian massa ada yang mundur, namun ada yang mendekat dan mencoba merebut senjata. Ashar pun mengaku menembak ke arah massa dengan sasaran kaki," lanjut Teguh.

Pasca kejadian itu, Ashar melarikan diri ke arah perempatan PIN dan menuju Kantor Subdenpom untuk meminta bantuan. Saat ini Ashar telah diamankan di Mako Subdenpom XVII-1/Cenderawasih.

"Panglima Kodam langsung memerintahkan Danrem 174/Anim Ti Waninggap, Brigjen TNI Supartodi, ke lokasi kejadian untuk melakukan koordinasi bersama Kapolres dan Dandim melibatkan kepala suku, tokoh agama untuk menenangkan keluarganya dan menyelesaikan masalah," jelas Teguh.

Kodam Cenderawasih telah meminta maaf kepada keluarga korban dan akan memberikan santunan kepada korban. "Kami tetap memproses prajurit yang melakukan tindakan ini dan juga mengobati masyarakat yang terkena tembakan," ucap Teguh.

Versi Warga

Data yang diterima Liputan6.com, menyebutkan ada 6 warga yang ditembak. Mereka adalah Thomas Apoka (16), pelajar SMA Taruna Timika, mengalami luka tembak pada telapak kaki kanan. Moses Umapi, mengalami luka pada pinggang tembus paha sebelah kanan, Marinus Apokapo (24) kena luka tembak di belakang atas bokong, Moses Imipu (23) kena luka  tembak di paha kanan dalam tembus.

Sementara dua warga yang meninggal adalah Yulianus Okoarek (18) bekerja sebagai sekuriti, kena luka tembak pada perut sebelah kiri dan tembus pinggang, Imanuel Marimau (23) kena luka tembak di kepala belakang bawah telingai dan meninggal langsung di lokasi kejadian.

Cerita dari warga Mimika yang menolak namanya disebutkan, saat kejadian warga setempat sedang menggelar syukuran dan menutup Jalan Koperapoka. Namun, tiba-tiba ada dua anggota TNI menerobos palang jalan itu.

Warga pun menegur kedua anggota TNI itu dan meminta mereka menghentikan motor yang dikendarai. Anggota TNI itu lalu menghentikan motornya, namun langsung membentak warga dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada warga yang berada ditempat tersebut. Kontan saja warga langsung mengurung keduanya.

"Selang waktu tak lama, muncul lagi tiga anggota TNI mengunakan motor warna hitam dengan membawa senjata dan langsung menembaki masyarakat di situ, maka terjadilah korban jiwa," ucap warga Mimika tersebut. (Sun/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya