Liputan6.com, Jakarta - Tragedi jatuhnya pesawat Trigana Air nomor penerbangan IL 267 di Papua, Minggu 16 Agustus lalu, membuat kinerja Panitia Kerja Keselamatan, Keamanan dan Kualitas (Panja K3) Penerbangan bentukan Komisi V DPR RI diperpanjang.
Panja K3 ini meminta Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, BMKG dan stakeholder terkait membangun tower cuaca di daerah perintis khususnya Papua.
Anggota Komisi V DPR Fauzih H Amro mengatakan, langkah ini harus dilakukan sebagai rekomendasi mengingat cuaca ekstrem di daerah perintis tersebut.
"Buat Papua nanti dikhususkan peraturan karena kan distrik. Perlu ada regulasi ketat, sehingga layak atau tidak layak ketahuan. Kita rekomendasi tower cuaca karena di sana cuacanya ekstrem," ujar Fauzih di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis malam 20 Agustus 2015.
Sebelumnya, Panja K3 sudah melakukan evaluasi sistem, prosedur penerbangan dan bandara-bandara Internasional. Pascajatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 sebagai langkah cepat tanggap memperbaiki penerbangan nasional. Namun, bandara-bandara dan sistem operasi penerbangan di daerah terpencil luput dari pantauan panja.
"Daerah-daerah perintis luput dari jangkauan. Kita kan kemarin yang komersil AP 1, AP 2 lalu ke bandara klas 1,2, dan 3. Nah kita tidak perhitungkan perintis. Perintis itu sisi safety-nya longgar. Misalnya runway masih batu, masih tanah," papar dia.
"Kedua, tidak ada tower pengatur cuaca. Hanya feeling pilot. Nah kita atur lagi itu bagi daerah-daerah untuk mengevaluasi bandara-bandara perintis," sambung dia.
Karena itu, Politisi Partai Hanura ini menekankan Komisi V meminta pembangunan tower cuaca di bandara perintis.
"Makanya nanti minimal ada tower di setiap bandara untuk mengetahui situasi cuaca," kata Fauzih.
Sebelumnya Komisi V akan meminta keterangan Kemenhub, BMKG dan stakeholder terkait serta pihak Trigana Air untuk menerangkan kejadian yang menimpa pesawat nahas tersebut.
Audit Menyeluruh
Ketua Komisi V DPR Fary Djemy Francis meminta Kementerian Perhubungan untuk melakukan audit menyeluruh terhadap peralatan di seluruh bandara perintis di Indonesia menyusul jatuhnya pesawat Trigana Air.
"Kami mendesak Kemenhub untuk melakukan audit menyeluruh di seluruh bandara perintis yang ada di Papua baik itu navigasinya, radar cuacanya, ataupun pemetaan terhadap pegunungan yang ada," kata Djemy.
Politisi Partai Gerindra ini juga meminta pemerintah untuk memperhatikan infrastruktur keselamatan pesawat di bandara. Pembangunan dan perluasan bandara di kota besar ataupun bandara internasional tak dibarengi dengan pembangunan di bandara perintis.
"Kami berharap bandara perintis ini menjadi prioritas utama pembangunan di wilayah terpencil. Karena bandara perintis adalah jembatan menuju daerah yang terpencil di Papua dalam distribusi kesejahteraan," tandas Djemy. (Ron/Ans)
Komisi V DPR: Pemerintah Harus Bangun Tower Cuaca di Papua
Hal itu harus dilakukan sebagai rekomendasi mengingat cuaca ekstrem di daerah perintis tersebut.
diperbarui 21 Agu 2015, 06:33 WIBDiterbitkan 21 Agu 2015, 06:33 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mantan Menlu RI Marty Natalegawa: Indonesia Harus Jadi Bagian dari Solusi Global
Pemprov DKI Bakal Pindahkan 1.054 KK dari Kolong Tol dan Jembatan ke Rusunawa
Viral Sun Wukong Vs Goku: Poster Epik Laga Kualifikasi Piala Dunia China Vs Jepang
6 Keburukan Orang yang Malas Bersholawat, Na'udzubillah
Proposal Ambisius, 52 Miliar Panel Surya Bakal Membentang di Jalan Raya AS
Mensos Tegaskan Kesetaran Dalam Berkarya Sebagai Komitmen Nasional untuk Penyandang Disabilitas
Tips PDKT dengan Wanita Cuek: Panduan Lengkap Menaklukkan Hatinya
JILF 2024: Tegas Menentang Genosida Palestina
Timses Pram-Doel Apresiasi Profesionalitas TNI-Polri di Pilkada Jakarta
Main Api Jadi Series Trending di Indonesia, Ini Daftar Para Pemain dan Sinopsis Ceritanya
Bacaan Doa Datang Haid, Amalan dan Panduan Lengkap untuk Muslimah
Daftar Negara yang Pakai Bitcoin Jadi Alat Pembayaran Sah