Susah Lahan, Ahok Utamakan Rumah Susun Daripada Kampung Deret

Menurut Ahok, wilayah padat penduduk kumuh yang jadi sasaran Kampung Deret juga lebih banyak tidak memiliki sertifikat kepemilikan tanah.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 07 Sep 2015, 09:30 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2015, 09:30 WIB
20150821-Gubernur Ahok
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Saat masih memimpin Jakarta bersama Joko Widodo, pembangunan Kampung Deret terus dikebut di Jakarta. Beberapa daerah seperti Tanah Tinggi, Senen, dan Cipinang Besar Selatan sudah dibangun  Kampung Deret.

Kini  setelah Jokowi menjadi Presiden, dan jabatan gubernur dipegang Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, gaung pembangunan Kampung Deret tak terdengar lagi. Ahok lebih melirik pembangunan rumah susun.

Hal ini bukan tanpa alasan. Menurut Ahok, sulit baginya membangun Kampung Deret karena keterbatasan lahan.

"Kalau ada tanah, kampung deret model dua lantai kita nggak prioritaskan lagi sebetulnya. Tapi kalau masyarakat mau ngalah, lebarin kayak pola yang dulu kita bisa jalankan," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (7/9/2015).

Menurut Ahok, selain sulit lahan di Jakarta harganya juga sangat mahal. Tidak hanya itu, wilayah padat penduduk kumuh yang jadi sasaran Kampung Deret juga lebih banyak tidak memiliki sertifikat kepemilikan tanah.

"Nah, masalahnya kawasan yang padat itu rata-rata enggak punya sertifikat. Kalau dia di tanah negara, kita pun akan ngambil bangunnya ke atas (rusun) supaya kita bisa lebih hemat tanah. Jakarta kan tanahnya mahal," lanjut Ahok.

Karena itu, ujar Ahok, solusi terbaik saat ini untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal warga Jakarta adalah rusun. Terlebih, rusun yang dibangun Pemprov DKI Jakarta bersubdi dan berstandar apartemen.

"Kita akan dorong dia rumah susun tapi subsidi. Bayangin saja kamu bayar Rp 300 ribu, air semua sudah ter-cover. Kos-kosan juga enggak dapat (fasilitas kayak gitu)," tutup Ahok. (Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya