Liputan6.com, Jakarta - Musim panas berkepanjangan membuat kebutuhan akan minuman dingin menyegarkan menjadi tinggi. Hal ini tentu membuka peluang bagi sejumlah pedagang. Salah satunya adalah pedagang es. Namun belakangan, disinyalir masih beredar es balok yang tak higienis dan menimbulkan kerugian kesehatan konsumennya.
Sejumlah informasi mampir ke telinga Tim Sigi Investigasi SCTV menghadirkan kabar sumbang soal penggunaan es dan air yang merugikan masyarakat. Dari sini, kami mencari tahu kebenaran berita itu. Kami mengajak ngobrol seorang pedagang es seputar es batu ataupun es balok yang katanya sudah tidak diperbolehkan lagi untuk dikonsumsi.
Sejumlah es batu atau es balok yang tidak bisa dikonsumsi disebabkan karena bahan baku sampai pembuatannya yang jauh dari kata higienis. Dan ternyata, praktik pembuatan es batu dan air isi ulang yang membahayakan kesehatan masih terus berlangsung.
Advertisement
Bergerak ke pinggiran Kota Jakarta dengan ditemani seorang informan, kami menemui seseorang yang mengerti seluk-beluk pembuatan es balok. Lobi-lobi kami lancarkan terhadap salah satu mantan pegawai pabrik es batu untuk memuluskan rencana investigasi ini. Data valid telah kami kantongi, saat itu pula kami mengambil langkah cepat mendatangi tempat pembuatan es batu yang dimaksud.
Lalu kami mengambil sampling ke beberapa pabrik es batu bersama si pemain es batu sambil mencari celah masuk yang aman agar tak terdeteksi para penjaga. Pilihan jatuh ke salah satu pabrik yang tidak begitu ketat penjagaannya. Kami lalu digiring untuk melihat sumber air yang menjadi bahan baku es balok itu.
Hal ini cukup mencengangkan dan membuat mual. Sumber air berasal dari salah satu sungai yang berada di belakang pabrik. Sangat jelas jika sungai yang berada di tengah kota ini sudah tercemar.
Jelas terlihat ada pipa yang menuju ke dalam pabrik berpangkal dari air sungai. Air sungai disedot langsung masuk ke penampungan di pabrik. Kami pun bergerak ke pabrik lebih dalam.
Seorang pegawai sedang berupaya mereparasi mesin penyedot air yang rusak. Kami mengajak ngobrol supaya ia tak curiga dengan kehadiran kami yang sebenarnya sedang memantau.
Lokasi penampungan air dan filter pun sudah terlihat jelas. Kami berusaha untuk mencari tahu seperti apa kondisi airnya. Sebuah fakta kembali terkuak, air dalam penampungan terlihat berwarna hijau keruh dan berbau.
Di lokasi penampungan lain, airnya sudah mulai agak jernih. Dan kucuran air yang sudah lumayan jernih siap masuk ke dalam untuk dijadikan balok es. Di sini terdengar suara deru mesin yang sangat keras dan sejumlah pipa melintang. Di ujung perjalanan, kami mulai memasuki tempat pembuatan es balok.
Beberapa cetakan es balok sedang dalam proses pembekuan. Es balok yang sudah jadi diangkut ke beberapa truk pengangkut. Truk pengangkut balok es siap mengantar ke para langganan, termasuk diantaranya depok-depot es favorit masyarakat.
Praktek pembuatan es balok yang berbahaya bagi kesehatan ini sebenarnya sudah diantisipasi penegak hukum. Beberapa waktu lalu, aparat kepolisian menggerebek pabrik es balok.
Pabrik tersebut diketahui menggunakan bahan baku berasal yang dari air sungai. Tak hanya itu, proses pembuatannya pun tak higienis serta diduga memakai campuran bahan kimia untuk proses penjernihan.
Meski sudah ada pelarangan peredaran es balok untuk dikonsumsi masyarakat, masih ada beberapa pedagang es yang nekat menjual es balok untuk dikonsumsi dengan mengambil es dari depot yang kami curigai.
Es balok yang sudah matang siap didistribusikan pada malam hari. Kami mengikuti salah satu truk pembawa es balok dengan target mendistribusikan ke depot-depot kecil. Pendistribusian es balok dipilih malam hari untuk mengurangi kemungkinan es balok cair dan menghindari razia.
Es balok tak higienis membuat konsumen dirugikan. Risiko membahayakan kesehatan membayang-bayang. Sudah saatnya konsumen lebih bijak dan lebih hati-hati saat mengonsumsi es yang mencurigakan. Lindungi keluarga kita dari makanan atau minuman yang bisa membahayakan jiwa.
Anda penasaran ingin tahu bagaimana proses pembuatan dan pendistribusian es batu balok yang tidak higienis ini? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV edisi Minggu (13/9/2015), di bawah ini. (Vra/Ans)