Tiru Singapura, Ahok Gabungkan PAM dan PAL Jaya

Gubernur DKI Jakarta Ahok bersikukuh menggabungkan dua BUMD, PAM Jaya dan PAL Jaya menjadi satu perusahaan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 06 Okt 2015, 16:14 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2015, 16:14 WIB
20150915-Ahok
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersikukuh menggabungkan 2 BUMD di yang bergerak di bisnis air, yakni PDAM dan PAL Jaya menjadi satu perusahaan. Alasannya gubernur yang akrab disapa Ahok ini ingin semua air di Jakarta tidak ada yang terbuang sia-sia.

"Di dalam workshop ini, anda setuju atau tidak, saya tetap akan menggabungkan PDAM dengan PD PAL Jaya," ujar Ahok di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (6/1/2015).

Ahok ingin pengolahan air di Jakarta bisa seperti Singapura. Di negeri yang tak begitu luas itu, air limbah sudah bisa diolah sendiri hingga tidak harus membeli air dari Malaysia.

"Di Singapura, itu cuma ada satu badan yang mengolah air limbah jadi air bersih," tambah dia.

Penggabungan dua BUMD ini tentu memudahkan perusahaan dalam mengolah dan memberdayakan potensi air di Jakarta. Terlebih, Jakarta dilalui 13 sungai yang hampir tidak pernah kering meski musim kemarau melanda.

"Pemikirannya, kalau PD PAL Jaya untuk (mengolah) air limbah, masa air Sungai Ciliwung enggak bisa diolah menjadi new water sih. Kita kan punya 13 sungai, kalau semua air sungai itu bisa diolah menjadi new water, maka kita akan memiliki pasokan air baku yang banyak," jelas dia.

Setelah penggabungan kedua BUMD itu, Ahok juga meminta keduanya langsung menyusun anggaran untuk membangun sistem pengolahan air terpadu. Pemasangan pipa air bersih ke warga juga harus gratis.

"Tetapi untuk biaya pengolahan air limbah, rumah orang kaya harus bayar lah. Kecuali warga miskin, khususnya (penghuni) di rusun enggak perlu bayar," tutup Ahok. (Dms/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya