PPIH Arab Saudi Siapkan Katering di Bandara KAA Jeddah

Hingga Selasa 6 Oktober pukul 14.00 waktu Arab Saudi, sudah ada 111 kloter atau 46.053 orang yang sudah diberikan pelayanan katering.

oleh Wawan Isab Rubiyanto diperbarui 07 Okt 2015, 05:54 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2015, 05:54 WIB
Jemaah Haji Indonesia
Kloter pertama jemaah haji Indonesia tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah, Jumat 21 Agustus pukul 13.30 WAS. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Mekah - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan katering 1 kali makan untuk jemaah haji Indonesia setibanya di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAA), Jeddah. Kepala Daker Airport Jeddah – Madinah Nurul Badruttamam mengatakan, distribusi katering dilakukan saat jamaah haji berada di  Plaza Bandara, sebelum masuk ke gate imigrasi.

Hingga Selasa 6 Oktober pukul 14.00  waktu Arab Saudi, sudah ada 111 kloter atau 46.053 orang yang sudah diberikan pelayanan katering.

Menurut Nurul, setiap jamaah haji Indonesia mendapatkan 1 kali makan dengan menu nasi putih, ayam goreng tepung, ikan fillet goreng, tumis sayuran, saos sambel sachet, buah apel, dan air mineral.

Untuk menjamin kelancaran distribusi, Nurul mengaku telah berkoordinasi dengan pihak penyedia katering (Muassasah Said Salim Bawazir) terkait dengan jadwal kedatangan dan pengambilan sampel makanan.

“Pengambilan sampel ini penting untuk  memastikan makanan yang akan disajikan kepada jamaah haji Indonesia itu  layak untuk di konsumsi dan tidak basi,” terang Nurul, Selasa, 6 Oktober 2015.

“Proses distribusi ke masing-masing jemaah haji, pengawasannya dilakukan oleh ketua rombongan di setiap kloter,” tambah dia sembari menekankan bahwa ini sengaja dilakukan untuk memastikan setiap jemaah memperoleh haknya.

Hermini Suparyati Suparto, jemaah asal Yogyakarta yang tergabung pada kloter 23 Embarkasi Solo (SOC 23) mengaku cocok dengan katering yang disediakan di bandara. Selain enak, cita rasanya juga seperti makanan Indonesia. Hal sama dikatakan oleh Aini Maslihatin Pahuri. Menurutnya, konsumsi yang diberikan di bandara enak, sayurannya fresh, masakannya tidak terlalu matang, dan cita rasa indonesia.

Sementara itu, jemaah haji Indonesia yang berada di Mekah mendapat layanan 15 kali makan siang. Namun demikian, tidak semuanya hitungan hari selama di Mekah bisa memenuhi distribusi makan siangnya. Sebab, pada 6 hari sebelum puncak haji, layanan katering di Mekah dihentikan dan baru dibuka kembali pada 2 Oktober 2015.

Tapi jamaah tidak perlu khawatir karena Tim Katering Panitia Penyelenggaraa Ibadah Haji (PPIH) Daker Mekah tetap berkomitmen memberikan layanan 15 kali makan selama di Mekah. “Untuk memenuhi yang 15 itu, kita tambah makannya. Dalam sehari tidak 1 kali makan, tapi bisa diberi makan malam yang penting jamaah itu terpenuhi haknya,” kata Pengendali Teknis Katering yang juga Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis.

PPIH Arab Saudi terus mensosialisasikan kepada jemaah haji Indonesia yang akan pulang agar tidak menyimpan air zam-zam di koper bagasi karena akan terdeteksi x-ray dan dipastikan akan dikeluarkan dari koper.

Namun demikian, masih ada saja jemaah yang melakukannya sehingga harus dibongkar ketika ada di Madinatul Hujjaj.

Nurul Badruttamam mencatat, sampai pagi ini, sedikitnya ada 2.461 koper yang dibongkar oleh tim pemeriksaaan barang bagasi jemaah haji di Madinatul Hujjaj, Jeddah. Jemaah haji dari Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG) menduduki ranking pertama dengan 1.132 koper jemaah yang dibongkar karena menyimpan air zam-zam. Sedangkan jemaah haji embarkasi Batam (BTH) dinilai paling disiplin karena hanya 10 koper yang dibongkar.

Menempati urutan kedua kloter dengan jumlah koper yang banyak dibongkar adalah embarkasi Solo/SOC (738 koper bagasi), disusul kemudian embarkasi Kualanamu/MES (139), Lombok/LOP (137), Makassar/UPG  (86), Balikpapan/BPN (75), Padang/PDG (47), Jakarta – Bekasi/JKS (30), Surabaya/SUB (29), Batam/BTH (14), Palembang/PLM (13), Aceh/BTJ (11), dan Batam/BTH (10).

“Alhamdulillah berkat kerjasama dan sosialisasi petugas haji baik kloter/non kloter, tingkat ketaatan jemaah semakin hari semakin meningkat dan berkenan tidak menaruh zam-zam di dalam koper besar. Semoga ke depan bisa zero zam-zam,” harap Nurul Badruttamam. (Ron/Mar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya