Sigi Investigasi: Tragedi Gurandil Pongkor

Longsor yang terjadi di penambangan emas liar Pegunungan Pongkor menyebabkan belasan penambang tewas.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Nov 2015, 01:19 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2015, 01:19 WIB
20151107-Sigi Investigasi-Pongkor
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Bogor - 2 Pekan lalu terjadi longsor di lokasi penambangan emas Gunung Pongkor, Bogor, Jawa Barat. Belasan penambang emas liar tewas dalam tragedi ini. Sebenarnya, penggalian emas yang dilakukan di kawasan longsor memang tak berizin alias ilegal.

Longsor yang terjadi di penambangan emas liar Pongkor menyebabkan belasan penambang emas liar tewas. Faktor keselamatan kerja yang tak memadai diduga menjadi penyebabnya.

Tim Sigi Investigasi SCTV pun penasaran ingin tahu mengapa para penambangan emas liar tetap nekat menambang meski tahu daerahnya rawan longsor.

Pascalongsor, lokasi penambangan liar Tim Sigi Investigasi SCTV datangi. Di tengah perjalanan, sebuah mobil tengah mengangkut pipa dan besi sisa bekas penambangan. Mereka menolak dikatakan sebagai gurandil atau penambang liar.

Tak lama, beberapa penambang liar datang membawa hasil dari lokasi tambang liar yang sudah disterilisasi aparat dan ternyata telah kembali beroperasi. Lokasi penambangan juga nampak masih dioperasikan. Masih ada yang mengais rezeki dari bekas galian pasir yang ditinggalkan para gurandil.

Ingin tahu bagaimana suasana penambangan di perut bumi itu, Tim Sigi Investigasi SCTV ikut masuk ke lubang saat para penambang sedang bekerja.

Para gurandil berburu bebatuan yang memuat konten logam mulia berharga emas di perut bumi. Lubang sempit dengan jalur cukup panjang seperti jalur tikus ini dibuat berbulan-bulan, tanpa takut risiko runtuh.

Dengan berbekal peralatan sederhana seperti palu, pahat, lalu tanpa mengenakan perlengkapan keselamatan, dan hanya menggunakan penerangan seadanya, para gurandil beroperasi di kedalaman puluhan meter di bawah permukaan tanah.

Satu saja cita-cita mereka keluar dari lorong-lorong di bawah permukaan dengan udara sangat tipis dan berbahaya itu, adalah menggondol banyak batu mengandung emas.

Tambang yang tak berizin, risiko yang terlalu besar, dan bahkan sejumlah nyawa gurandil hilang dalam sejumlah peristiwa longsor tambang memaksa aparat bertindak. Penertiban para gurandil pun dilaksanakan di Gunung Pongkor tersebut.

Aparat TNI-Polri serta petugas dari PT Aneka Tambang melakukan penutupan lubang-lubang liar yang berada di wilayah pertambangan. Saat petugas datang, lubang-lubang penambangan liar sudah sepi karena para gurandil sudah melarikan diri.

Yang tertinggal hanya generator penyedot air yang tak sempat dibawa pergi. Sebelum lubang-lubang disegel kembali dengan tanah, para petugas memeriksa kemungkinan masih ada gurandil yang bersembunyi di dalam tanah.

Gubuk tempat tinggal sementara para gurandil ini dihancurkan rata dengan tanah, agar tak ada lagi penambangan liar terjadi. Hasil operasi penutupan tambang liar, aparat menangkap beberapa pelaku dan barang bukti.

Peristiwa longsor di lokasi penambangan Gunung Pongkor yang terjadi 2 pekan silam menyisakan kenangan yang menyedihkan. Para warga berkerumun ingin mendapat informasi dan mencari tahu keberadaan kerabat yang menjadi korban membuat jalannya evakuasi terhambat.

Dari sejumlah saksi gurandil yang selamat, diketahui belasan penambang liar masih ada di dalam dan berusaha dievakuasi. Tim evakuasi mulai memasuki lubang sempit jalur masuk tambang. Tim evakuasi dibantu para penambang yang mengetahui seluk beluk jalur dalam tanah.

Relawan yang membantu proses evakuasi tak bisa bertahan lama di dalam, karena udara yang tipis dan juga bau busuk yang menyengat. Lokasi di dalam tanah seperti jalur tikus yang rumit membuat para tim evakuasi korban mendapat kesulitan saat penyelamatan.

Gurandil yang selamat memberikan petunjuk sebuah peta di lokasi mana teman-temannya terkurung oleh timbunan tanah. Nyawa sudah tak dapat diselamatkan lagi tetapi evakuasi terus berjalan.

Satu persatu jasad penambang ditemukan. Jasad penambang dibawa turun dari Pegunungan Pongkor untuk dilakukan pengenalan identitas dirinya.

Tim DVI Polda Jawa Barat bekerja keras mencari identitas korban agar dapat dikenali keluarganya. Keluarga korban terus menunggu kepastian kabar jasad siapa yang telah berhasil diidentifikasi. Tim DVI sudah mengidentifikasi semua jasad penambang liar. Satu persatu mayat diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.

Kasus longsornya tambang emas liar ini menggerakkan aparat keamanan untuk menyelidiki dan mengamankan siapa pun yang terlibat dalam kasus pidana penambangan emas ilegal, dari mulai penutupan tambang emas liar sampai penangkapan gurandil.

Aturan main yang benar perlu ditegakkan di kawasan penambangan apapun. Hal itu agar pekerjaan penambangan sesuai standar operasi yang termasuk di dalamnya prosedur keselamatan kerja, keamanan pekerja tambang, serta izin penggalian yang sah harus menjadi acuan bagi semua usaha pertambangan.

Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV edisi Sabtu (7/11/2015), di bawah ini. (Vra/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya