Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR, M Misbakhun menyatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah semestinya mengevaluasi jajaran Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.
Dia menilai, kinerja DJP yang jeblok bisa membawa risiko politik. Sebab, sasaran tembak DPR bisa mengarah ke Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro yang sebetulnya sudah bekerja lebih baik.
"Kinerja DJP yang rendah ini jangan sampai mempunyai risiko politik terhadap Menkeu. Harusnya kita lemparkan semua risiko politik penerimaan pajak yang rendah ini pada DJP dan jajarannya," ujar politikus Golkar yang duduk di komisi keuangan dan perbankan DPR itu melalui pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (11/11/2015).
Selain itu, menurut Misbakhun, alasan ancaman defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara -Perubahan (APBNP) 2015 tak terlepas dari kinerja DJP dalam merealisasikan target pajak.
"Evaluasi atas jajaran Direktorat Jenderal Pajak menjadi penting untuk dilakukan. Sudah saatnya Presiden tegas kepada jajaran eselon satu yang kinerjanya tidak punya prestasi," kata Misbakhun
Misbakhun pun sangat menyayangkan kinerja DJP yang jeblok. Padahal, kata dia, Presiden Jokowi sudah memberikan kesempatan kepada DJP untuk memperbaiki kinerja dengan memberikan tunjangan insentif dan anggaran lebih untuk pengadaan informasi teknologi (IT), serta sarana dan prasarana penunjang.
Misbakhun yang pernah menjadi pegawai Ditjen Pajak Kemenkeu itu menambahkan, Komisi XI DPR yang menaunginya juga sudah membentuk Panitia Kerja (Panja) Penerimaan Negara. Tujuannya adalah membantu pemerintah.
"Sebagai bentuk dukungan DPR, kami di Komisi XI sudah jauh-jauh hari membentuk Panja Penerimaan Negara. Ini demi membantu pemerintah agar bisa optimal dalam bekerja. Supaya bisa optimal dalam mencapai target penerimaan pajak," ujar dia.
Karena itu, Misbakhun yang dipercaya menjadi sekretaris Panja Penerimaan Negara itu mengingatkan pemerintah untuk menempuh upaya ekstra.
"Menurut saya, Presiden Joko Widodo harus mengambil langkah tegas terkait situasi ini," tandas dia.
Ia lantas menyodorkan salah satu opsi sebagai solusi untuk menutup defisit APBN. Yakni kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty. Menurut dia, kebijakan itu bahkan bisa menekan potensi shortfall atau anjloknya penerimaan pajak.
"Solusi itu bisa dengan tax amnesty. Kalau tidak dijalankan, pasti akan mengalami shortfall," pungkas dia. (Dms/Sun)
Misbakhun Golkar Minta Jokowi Evaluasi DJP
Kinerja DJP yang jeblok dikhawatirkan bisa membawa risiko politik pada Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan.
Diperbarui 11 Nov 2015, 18:18 WIBDiterbitkan 11 Nov 2015, 18:18 WIB
Anggota DPR Misbakhun (tengah) menyampaikan pandangannya dalam diskusi menguji efektifitas paket kebijakan ekonomi Jokowi, Senayan, Jakarta, Kamis (10/9/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Cara yang Bisa Dilakukan Saat Memiliki Teman yang Sulit Memiliki Anak
IHSG Berpeluang Naik Terbatas, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 28 April 2025
12 Upacara Pemakaman Paling Memorable di Dunia, Paus Fransiskus Digelar Sederhana
Prediksi BRI Liga 1 Arema FC vs Persebaya Surabaya: Pertaruhan Gengsi Jawa Timur
China Kasih Bantuan ke Pengusaha Hadapi Dampak Perang Dagang AS
Rindu Masa Kecil Mandi di Sungai, Yuk ke Tukad Bindu Saja
Israel Kembali Serang Beirut Selatan, Klaim Targetkan Gudang Rudal Hizbullah
Awal Pekan, Cek Aturan Ganjil Genap Jakarta yang Berlaku Senin 28 April 2025
Kim Ji Hoon Kerja Keras di Drakor The Haunted Palace, Sampai Mesti Jalani Terapi Akupuntur
Hari Buruh 1 Mei 2025 Libur Nasional? Simak Aturan Terbaru Kemnaker
Top 3: Hari Libur Nasional Tanggal Merah Mei 2025
IPO, Cipta Sarana Media Lepas 530 Juta Saham ke Publik