Jokowi dan Menlu Akan Hadiri Konferensi Perubahan Iklim di Paris

Arrmananta menyebutkan, Jokowi dan Menlu penting menghadiri pertemuan ini.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Nov 2015, 18:40 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2015, 18:40 WIB
Pasca-Ditarik Pulang, Dubes RI Untuk Brasil Temui Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo bersama Dubes RI untuk Brasil Toto Riyanto didampingi Menlu Retno LP Marsudi, menggelar jumpa pers usai menggelar pertemuan tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/2/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmananta Nasir memastikan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi akan menghadiri pertemuan membahas perubahan iklim di Paris, Prancis akhir November mendatang.

"Rencananya seperti itu," kata pria yang kerap disapa Tata ini di kantornya, Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Arrmananta menyebutkan, Jokowi dan Menlu penting menghadiri pertemuan ini. Meskipun Paris baru saja diterjang teror besar yang diduga kuat dari kelompok radikal ISIS.

Sebab, kata Tata, selain menunjukkan komitmen RI terkait perubahan iklim, juga memperlihatkan bahwa negara-negara di dunia tak takut teroris.

"Justru kita harus tunjukkan bahwa kita tak bisa ditakuti teroris," kata dia.


Menurut Arrmananta, komitmen seperti ini bukan cuma ditunjukkan Pemerintah RI, tapi juga kepala negara lain yang sudah memastikan diri ikut serta dalam COP21 ini.

"Yang saya denger ada 130 kepala negara yang berencana untuk hadir di Paris," ungkap dia.

Di samping itu, kata Arrmananta, pemerintah RI berharap dalam COP21 nanti ada hal lain yang bisa dihasilkan, selain langkah konkret terkait upaya melawan perubahan iklim.

"Pertemuan Paris adalah kesempatan bagi seluruh negara di dunia ini, untuk menunjukkan pada mereka peduli menyelamatkan planet ini," kata dia.

"Harapan kita semua negara go beyond, melebihi kepentingan nasional masing-masing untuk menyelamatkan bumi ini," pungkas Arrmananta.

Paris, Prancis diteror sejumlah orang yang diduga kuat anggota kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 12 November 2015. Akibat serangan membabi buta di sejumlah lokasi ini, lebih dari 100 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. (Rmn/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya