Saut Situmorang: Pansel KPK dan DPR Lagi 'Gila' Pilih Saya

Saud mengakui jika dirinya bukan yang paling pintar dan baik di antara para pimpinan KPK lainnya.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 19 Des 2015, 12:33 WIB
Diterbitkan 19 Des 2015, 12:33 WIB
Saut Situmorang
Pimpinan KPK yang baru, Saut Situmorang saat memberikan pendapat dalam diskusi KPK jilid IV yang digelar di Jakarta, Sabtu (19/12/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - DPR melalui Komisi III telah memilih 5 pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru. 5 orang itu dipilih dari 10 calon, yang 8 diantaranya diserahkan oleh panitia seleksi (Pansel). Salah satu Pimpinan KPK terpilih yakni Saut Situmorang. Dia meminta publik mengawasi kinerja seluruh pimpinan ‎yang baru.

"Saya datang ke KPK bukan sendiri. Engak ada jaminan KPK sekarang akan lebih baik dari sebelumnya. Makanya yang berubah harus paradigmanya. Makanya saya minta mari kita bersama-sama," kata Saut dalam diskusi bertajuk 'KPK Jilid IV' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/12/2015).

Saut berujar, Komisi III DPR 'gila' telah memilih dirinya. Sebab, dari seluruh calon yang ada belum tentu ia bisa menjadi pimpinan yang baik.‎ Oleh karena itu, Saut mengatakan, KPK harus tetap dikontrol publik khususnya dia secara pribadi.


"Mungkin Pansel sama Komisi III lagi gila aja pilih Saut, belum tentu saya yang paling pintar, i'm sure of that. Saya belum tentu terbaik. Makanya saya harus dikontrol, setiap orang bisa jadi setan. Transparansi dan check of balance penting," ujar dia.

Selain itu, Saut mengingatkan, praktik korupsi ‎bisa terjadi di semua tingkatan dan institusi dan sudah dilakukan pencegahan oleh pimpinan KPK periode sebelumnya. ‎

"Korupsi di PNS mulai dari Kasubdit sampai eselon I, penuh itu penjara (kalau ditangkap semua). Kalau kita lihat angka, KPK jilid I sampai III banyak sekali pencegahannya. Pak Bibit (Samad Rianto) luar biasa pencegahannya, tapi nggak diangkat saja sama kalian," ujar Saut.

Saud merupakan staf ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Dia juga seorang akademisi yang mengajar ilmu kompetitif intelijen di Universitas Indonesia.

Dia pernah menjadi Sekretaris Program Pendidikan Regular Angkatan ke-50 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada 2013. Ia juga pernah mengikuti empat kali seleksi calon pimpinan KPK, tetapi selalu gagal dan baru terpilih sekarang.

 

*Saksikan video tentang Bid n Run yang melaju ke Festival Sinema Prancis.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya