Filosofi di Balik Pohon Natal Berbahan Tampah

Pohon natal setinggi sekitar 8 meter itu sedikitnya menggunakan 120 buah tampah dan 20 buah kusan bercat hijau.

oleh Aris Andrianto diperbarui 23 Des 2015, 14:11 WIB
Diterbitkan 23 Des 2015, 14:11 WIB
Filosofi di Balik Pohon Natal Berbahan Tampah
Pohon natal setinggi sekitar 8 meter itu sedikitnya menggunakan 120 buah tampah dan 20 buah kusan bercat hijau. (Liputan6.com/Aris Andrianto)

Liputan6.com, Purwokerto - Setelah membuat pohon Natal dari plastik bekas pada tahun lalu, Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto kembali membuat pohon Natal unik. Umat gereja tengah disibukkan dengan pembuatan pohon Natal raksasa yang terbuat dari rangkaian tampah dan kusan -sejenis wadah anyaman bambu berbentuk kerucut untuk menanak nasi.

Tampah dan kusan yang dicat warna hijau dirangkai menjadi sebuah pohon Natal setinggi sekitar 8 meter. Tak ketinggalan, rangkaian lampu warna-warni dipasang pula untuk menambah semarak peringatan Natal.

Koordinator Dekorasi, Christian menuturkan, ada filosofi terkait penggunaan tampah dan kusan. Dalam budaya Jawa, 2 benda itu digunakan untuk mencetak dan membawa tumpeng. Tumpeng sendiri biasa dimaknai sebagai wujud ucapan selamat atas suatu peristiwa.

"Tampah juga digunakan untuk menampi beras, yaitu untuk membersihkan beras dari kotoran sebelum dicuci dan dimasak. Atas dasar filosofi sederhana ini, tampah dipilih sebagai bahan utama untuk pembuatan pohon natal tahun ini," kata Christian, Rabu (23/12/2015).

Pohon Natal tersebut sebagai persembahan dari umat paroki Katedral Kristus Raja atas kelahiran Yesus di dunia yang membawa pembebasan atas dosa. "Seperti beras yang ditampi, lewat kelahiran-Nya kita menjadi bersih kembali dan terlepas dari dosa," ujar dia.

Perencanaan awal pembuatan pohon memakan waktu sekitar 2 pekan. Adapun untuk proses merangkai pohon Natal direncanakan selesai dalam 5 hari yang dimulai dari Senin, 21 Desember 2015.

Sedikitnya 120 buah tampah dan 20 buah kusan bercat hijau menempel pada rangka pohon daur ulang itu. Ada pula 20 tampah tambahan yang dihiasi gambar Santo. Tampah bergambar tersebut disisipkan di antara rangkaian tampah dan kusan yang membentuk pohon Natal.

"Dalam perayaan Natal ini, kami melibatkan seluruh umat paroki. Setiap lingkungan diminta menghias dan mewarnai tampah dan kusan. Keseluruhan ada 20 lingkungan, kemudian dikumpulkan di gereja dan dirangkai menjadi satu," kata Christian.

Untuk melengkapi dekorasi gereja pada perayaan Natal nanti, para umat juga membuat gua Natal. Gua Natal itu akan bersanding dengan pohon Natal raksasa yang berdiri megah di altar gereja.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya