Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengimbau publik tidak panik dengan sejumlah ancaman teror di wilayah Jakarta. Ia memastikan kondisi Ibu Kota dan sekitarnya saat perayaan Natal dan tahun baru aman dan kondusif.
"‎Mereka memiliki rencana itu (menyasar wilayah Jakarta), tapi target utama sebenarnya kepolisian, ya. Tapi kita sudah lakukan langkah-langkah antisipasi," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jumat (25/12/2015).
Tito menjelaskan kepolisian sudah lama mengetahui ancaman terorisme jelang perayaan Natal d‎an tahun baru 2016. Namun pihaknya enggan mengungkapkan kepada publik agar tidak terjadi kekacauan.
"Sebelumnya memang sudah dengar. Kita sudah tahu, tapi enggak kita sampaikan ke publik.‎ Sengaja Mabes Polri, Polda Metro, Densus tidak mau ‎umumkan kepada publik agar tidak terjadi kepanikan," kata dia.
Operasi Silent
Mantan Kepala Densus 88 Antiteror itu menyabut kepolisian lebih memilih operasi silent atau bergerak diam-diam bersama stakeholder. Hasilnya, selama Desember 2015, polisi menangkap 11 terduga teroris di sejumlah wilayah Pulau Jawa.
‎
Baca Juga
‎"‎Tapi kita lakukan langkah-langkah memperkuat operasi deteksi. Kita kerja sama antara BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris), Densus 88, Mabes Polri, dan Polda Metro," ujar Tito.
Densus 88, kata Tito, kemudian melakukan operasi pendahuluan di beberapa wilayah yang sudah dipetakan. Hasilnya, 9 terduga teroris dibekuk di wilayah Mojokerto dan Gresik, Jawa Timur. Kemudian Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, serta Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Setelah itu, khusus untuk sel di Jakarta ‎kita lakukan operasi bersama sehingga tertangkap 2 orang itu. Tapi sebetulnya masih ada beberapa orang, enggak banyak. Tapi yang jelas tokoh utamanya sudah kita tangkap," ujar Kapolda.
Operasi dilakukan Densus 88 pada 18, 19, dan 20 Desember 2015 di 5 daerah berbeda, yakni Tasikmalaya, Mojokerto, Gresik, Sukoharjo, dan Cilacap. Dalam operasi ini, polisi menangkap 9 terduga teroris, yakni R, YS, AR, ZA, MKA, TP, IM, JA, dan KA alias AJ.
Polisi kemudian mengembangkan hasil tangkapan itu. Hasilnya, Densus 88 menangkap Arif Hidayatullah alias Abu Mushab di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 23 Desember 2015. Kemudian sorenya polisi menangkap seorang warga negara asing (WNA) bernama Alli di Bekasi, Jawa Barat. Alli disiapkan menjadi pengantin bom bunuh diri.**