Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya AKBP Sutimin mengatakan, pada malam tahun baru pihaknya akan melakukan beberapa rekayasa lalu lintas yang sifatnya situasional untuk mengurai arus lalu lintas yang diprediksi akan padat.
"Contohnya, jalan arteri Jakarta menuju Cikampek yaitu Jalan Kalimalang menuju Bekasi akan diberlakukan sistem 2-1. Lampu hijau untuk jalur yang padat akan menyala 2 kali, sementara jalur-jalur sekitarnya hanya sekali. Ini untuk mengurai kemacetan," terang Sutimin kepada Liputan6.com ketika dihubungi, Senin (28/12/2015).
Baca Juga
Sutimin melanjutkan, rekayasa yang dilakukan di jalur tol adalah dengan menutup pintu tol yang sudah padat. Ia mengambil contoh, Tol Dalam Kota Semanggi-Cawang. Semisal kendaraan sudah mengular panjang di Tol Semanggi I, maka kendaraan akan dialihkan masuk Tol Semanggi II. Dan jika Tol Semanggi II juga mengalami antrean panjang, kendaraan akan dialihkan masuk Tol Kuningan.
Advertisement
"Begitu seterusnya di jalan-jalan tol yang terpantau padat atau stuck," imbuh dia.
Jika sistem tersebut tidak efektif, maka polisi lalu lintas akan menerapkan sistem contra flow, yakni jalur berlawanan dibuka dan kendaraan-kendaraan diperbolehkan melewati jalur sebaliknya dengan cara lawan arah. Biasanya sistem tersebut diberlakukan di Tol Cikampek KM 42, KM 52 dan KM 60.
"Nanti contra flow juga kami mainkan secara situasional. Lihat kondisi jalannya. Kalau satu ruas padat dan ruas sebaliknya sepi maka kami berlakukan contra flow," jelas mantan Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas (Lantas) Polres Metro Jakarta Selatan ini.
Jalan Tol Dijaga Polisi
Ia pun mengatakan, di setiap ruas tol akan disiagakan 15 sampai 20 personel. Sedangkan jumlah seluruh polisi lalu lintas yang dikerahkan berjumlah 360 personel. Tugas mereka di ruas jalan tol adalah untuk mengurai kemacetan.
Baca Juga
Selain itu, personel yang siaga juga berhak menindak kendaraan yang berhenti di bahu jalan tol karena dianggap memakan badan jalan yang berimbas pada kemacetan.
"Kami tempatkan 15 sampai 20 personel di setiap ruas jalan tol. Selain untuk mengurai kemacetan, mereka juga menyisir kendaraan di bahu jalan yang menimbulkan kemacetan. Tapi kalau mogok karena overheat atau habis bensin, tidak bisa kami tindak," papar Sutimin.
"Lalu di rest area biasanya kendaraan memaksakan untuk parkir beristirahat, akan kami imbau supaya tidak meluap sampai ke badan jalan," sambung dia.
Surat Edaran Menhub
Sutimin menambahkan, sesuai Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 2015, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Jasa Marga serta pengelola Tol JORR PT LJL (Lingkar Jakarta Luar) untuk menyisir kendaraan-kendaraan besar pengangkut barang agar tidak memasuki jalan protokol serta jalan bebas hambatan mulai tanggal 30 Desember 2015 hingga 3 Januari 2016.
"Kita koordinasi dengan Jasa Marga maupun pengelola Tol JORR di depan pintu tol, imbauan kan turun dari Menteri Perhubungan bahwa kendaraan besar tidak boleh lewat. Tetapi kendaraan angkut BBM (bahan bakar minyak), BBG (bahan bakar gas), ternak dan 9 bahan pokok tetap diperbolehkan lewat," tambah Sutimin.
Sementara itu, Humas PT Jasa Marga Wasta Yunadi mengatakan pihaknya tidak memprediksi kepadatan kendaraan pada malam tahun baru. Justru prediksi puncak kepadatan akan terjadi pada 3 Januari 2015 di ruas Tol Cikarang Utara. Diperkirakan sebanyak 95 ribu kendaraan roda 4 akan memadati ruas tol tersebut dalam rangkaian arus balik liburan.
"Prediksi arus balik tanggal 3 Januari, sekitar 95 ribu di Tol Cikarang Utara. Minggu kemarin kami prediksi 101 ribu kendaraan memadati Tol Cikarang, dan prediksi kami tepat. Hanya selisih seribu kendaraan," jelas Wasta kepada Liputan6.com.