Polisi: Rekan yang Pesankan Kopi untuk Mirna Menolak Diperiksa

Es kopi Vietnam yang diseruput Wayan Mirna dan dipesankan oleh rekannya diduga mengandung racun sianida.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 10 Jan 2016, 16:50 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2016, 16:50 WIB
Bubuk Kopi
Jangan simpan bubuk kopi di kulkas.

Liputan6.com, Jakarta - Es kopi Vietnam yang diseruput Wayan Mirna dan dipesankan oleh rekannya diduga mengandung racun sianida. Kepolisian pun memanggil 2 rekannya untuk diperiksa.

Namun baru satu teman korban yang diperiksa pihak kepolisian. Sementara satu rekannya yang lain belum. Namun yang bersangkutan menolak untuk diperiksa. Seperti disampaikan Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti.

"Tadi malam suruh ke kantor enggak mau. Iya dia (teman yang memesan kopi)," ujar Krishna Murti di Jakarta, Minggu (10/1/2016).

 

Permintaan pemeriksaan itu dilayangkan oleh kepolisian Sektor Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun tidak dijelaskan mengapa ia menolak untuk diperiksa.

"Tidak dijelaskan kenapa enggak mau diperiksa. Statusnya kan baru saksi. Baru diajak ke kantor. Surat panggilan (akan dilayangkan) hari Senin (11 Januari 2016). Kalau yang satu sudah dimintai keterangan," lanjut dia.

Meski demikian, sambung Krishna, polisi tidak akan melakukan pemeriksaan dengan modal isu yang beredar. Polisi akan periksa semua saksi yang berada di lokasi pada saat Mirna tewas.

"Polisi itu harus curigai semuanya. Kan kita pakai asas praduga bersalah. Enggak bisa dengan modal isu, pemberitaan, atau sosial media. Semua kami curigai," pungkas Krishna.

Sebelumnya, dari hasil interograsi para saksi dan rekaman closed circuit television (CCTV) diketahui Mirna tidak memesan kopi tersebut.

Dalam rekaman CCTV tersebut juga terlihat bahwa sudah ada tiga gelas es kopi yang disiapkan di atas meja 54. Sesaat setelah kejadian, kopi-kopi tersebut langsung diamankan petugas cafe.

Pada rekaman CCTV yang diamankan petugas, tergambar posisi Mirna dan 2 rekannya saat duduk di meja cafe. Namun, posisi Mirna tidak begitu jelas karena terhalang rerimbunan pohon buatan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya