Liputan6.com, Jakarta - Nama Ahmad Musadeq, pemimpin Al Qiyadah Al Islamiyah kembali mencuat saat muncul kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang diduga menjadi pelarian seorang dokter asal Lampung, Rica Tri Handayani.
Kepala Divisi Humas Porli Irjen Anton Charliyan mengatakan, Musadeq diduga menjadi pemimpin dari kelompok tersebut.
"Salah satu pernyataannya (kelompok Gafatar), Nabi Muhammad bukan nabi terakhir, tapi ada utusan terakhir yakni AM yang ada di LP Cipinang yang merupakan guru besar utusan Gafatar ini. Satu orang anggota kelompok ini juga ada yang diproses ke pengadilan di Sulawesi Tenggara," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Advertisement
Meski Musadeq mendekam di balik jeruji besi, Anton mengaku pihaknya tetap akan mendalami kegiatan dari kelompok Gafatar. Sebab muncul dugaan, ada pimpinan lain selain Musadeq dari kelompok ini.
"Ini sedang kita dalami, biasanya jika ada pimpinan ditangkap, mereka siapkan pimpinan baru di Indonesia. Ideologi takkan pernah mati," kata Anton.
Punya Cabang di 34 Provinsi
Gafatar memang membikin resah. Sejumlah orang dikabarkan menghilang dan direkrut organisasi kemasyarakatan (ormas) tersebut.
Baca Juga
Ormas yang dilambangkan dengan gambar matahari bersinar itu dideklarasikan pada 21 Januari 2012. Organisasi ini diketuai oleh Mahful T Tumanurung dan bergerak di bidang sosial serta fokus terhadap isu ketahanan pangan.
Dalam website-nya, gafatar.org yang dikutip Liputan6.com, terlihat salah satu aktivitas mereka adalah donor darah dan pemeriksaan gratis. Gafatar bergerak ibarat partai politik.
Susunan kepengurusannya bahkan memiliki dewan pimpinan daerah alias DPD. Sejak akhir Desember 2013, Gafatar mengklaim memiliki 34 DPD.