Pedagang Lampu Minyak Raup Berkah dari Tradisi Tumbilotohe di Gorontalo

Di berbagai sudut Kota Gorontalo, lapak-lapak pedagang mulai bermunculan, menawarkan pelita kepada warga yang ingin turut serta dalam tradisi bersejarah tersebut.

oleh Arfandi Ibrahim Diperbarui 26 Mar 2025, 02:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2025, 02:00 WIB
Jelang Idul Fitri, Penjual Lampu Tradisional Menjamur di Gorontalo
Pedagang menunggu pembeli saat berjualan pelita di Jalan Sam Ratulangi, Kota Gorontalo, Rabu (22/5/2019). Tumbilotohe atau malam pasang lampu yang digelar tiga hari menjelang Idul Fitri merupakan tradisi tua di Gorontalo. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gorontalo - Jelang Idulfitri 2025, tradisi Tumbilotohe yang artinya pasang lampu kembali membawa berkah bagi pedagang lampu minyak di Gorontalo.

Tradisi tua dengan menyalakan pelita tradisional yang berlangsung tiga hari sebelum Lebaran ini, menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat, terutama para pedagang musiman.

Seiring dengan semakin meriahnya perayaan Tumbilotohe di Tanah Serambi Madinah, penjualan lampu minyak berbahan botol bekas mengalami peningkatan signifikan.

Di berbagai sudut Kota Gorontalo, lapak-lapak pedagang mulai bermunculan, menawarkan pelita kepada warga yang ingin turut serta dalam tradisi bersejarah tersebut.

Haknun, salah seorang pedagang lampu minyak di Kota Gorontalo, mengaku mengalami peningkatan penjualan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah, tahun ini tradisi Tumbilotohe lebih semarak. Permintaan lampu minyak meningkat drastis,” ujarnya.

Ia bahkan pernah menerima pesanan hingga 500 unit pelita dalam satu transaksi.

“Kami sangat bersyukur, karena permintaan tinggi ini memberi keuntungan besar bagi pedagang seperti kami,” tambahnya.

Pedagang lain, Lisna, yang telah berjualan pelita selama lima tahun, juga merasakan dampak positif dari meningkatnya antusiasme masyarakat.

“Tahun ini saya menyiapkan sekitar 4.000 lampu minyak dari botol bekas, dan alhamdulillah penjualannya cukup lancar,” katanya.

Harga lampu minyak yang ditawarkan para pedagang bervariasi tergantung jenis dan jumlah sumbu yang digunakan. Untuk pelita dengan 12 sumbu, harga yang dipatok sekitar Rp12 ribu per unit, sementara lampu botol lengkap dengan tiga sumbu dibanderol Rp5 ribu per unit.

“Lampu botol dengan sumbu lengkap biasanya menjadi produk yang paling laris, karena lebih praktis digunakan,” ujar Lisna.

 

Simak juga video pilihan berikut:

Tradisi Tumbilotohe

Akhir Ramadan, Berjuta Lampu Minyak Hiasi Kota Gorontalo
Lampu minyak yang dinyalakan saat perayaan tumbilotohe atau penyalaan berjuta lampu minyak di akhir Ramadan di Kota Gorontalo, Jumat (31/5/2019). Sebanyak 15 ribu buah lampu minyak dari Dinas Pariwisata Kota Gorontalo menghiasi muara Sungai Bone. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)... Selengkapnya

Tumbilotohe sendiri merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Gorontalo yang melambangkan cahaya penerangan bagi umat Islam dalam menyambut malam-malam terakhir Ramadan.

Ribuan pelita akan menghiasi jalan-jalan, halaman rumah, hingga masjid di Gorontalo, menciptakan pemandangan yang memukau.

Dengan meningkatnya euforia Tumbilotohe tahun ini, para pedagang berharap tradisi ini terus lestari dan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempa

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya