Hutang Puasa Dibayar Kapan? Pahami Hukum Jika Tidak Membayarnya dan Terlewat

Ketahui kapan batas waktu membayar hutang puasa Ramadhan, hukumnya jika terlambat, dan cara melunasinya jika sudah menumpuk bertahun-tahun.

oleh Laudia Tysara Diperbarui 26 Mar 2025, 02:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2025, 02:00 WIB
Puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada tahun ini ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Agama jatuh pada Selasa 12 Maret 2024.
Puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada tahun ini ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Agama jatuh pada Selasa 12 Maret 2024. (Ilustrasi: AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Hutang puasa dibayar kapan sering menjadi pertanyaan bagi Muslim yang tidak bisa melaksanakan kewajiban puasa Ramadan. Hutang puasa ini bisa karena sakit, perjalanan, atau halangan lainnya.

Semua Muslim yang memiliki hutang puasa perlu memahami aturan dan hukumnya agar ibadah mereka diterima Allah SWT. Hutang puasa dibayar kapan? Secara umum, sebelum Ramadhan berikutnya tiba. Namun, ada ketentuan dan konsekuensi jika terlambat.

Memahami waktu pembayaran hutang puasa Ramadan sangat penting. Ini bukan hanya soal ibadah, tetapi juga tanggung jawab sebagai seorang Muslim. Keterlambatan membayar hutang puasa tanpa alasan syar'i memiliki konsekuensi yang perlu dipahami.

Artikel ini akan membahas secara rinci tentang kapan batas waktu mengganti puasa Ramadhan, hukumnya, dan bagaimana cara melunasinya, terutama jika sudah menumpuk bertahun-tahun.

Berikut Liputan6.com ulas lengkap agar bisa menjawab pertanyaan hutang puasa dibayar kapan, Selasa (25/3/2025).

Promosi 1

Hutang Puasa Dibayar Kapan?

Puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada tahun ini ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Agama jatuh pada Selasa 12 Maret 2024.
Puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada tahun ini ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Agama jatuh pada Selasa 12 Maret 2024. (Ilustrasi: AI)... Selengkapnya

Secara umum, hutang puasa Ramadhan harus dibayar sebelum Ramadhan berikutnya tiba. Melansir laman Kementerian Agama (Kemenag), terdapat beberapa pandangan ulama terkait batas waktu mengganti puasa Ramadhan, yang dirangkum dalam kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah.

Pandangan pertama, dari ulama Syafiiyah dan Hanabilah, menyatakan batas waktu qadha puasa adalah sebelum Ramadhan berikutnya. Jika terlambat tanpa alasan syar'i, maka wajib membayar fidyah. Pandangan kedua, dari ulama Hanafiyah, berpendapat tidak ada batas waktu khusus untuk qadha puasa, diperbolehkan kapan saja.

Beberapa ulama juga menyarankan untuk menyelesaikan hutang puasa sebelum pertengahan bulan Sya'ban. Namun, waktu yang paling dianjurkan adalah setelah Ramadhan berakhir, khususnya di bulan Syawal. Hal ini sesuai dengan anjuran untuk memperbanyak ibadah di bulan Syawal. Tentu saja, kita harus menghindari hari-hari yang dilarang berpuasa, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta hari tasyrik (11-13 Zulhijjah).

Waktu yang tepat untuk membayar hutang puasa sangat penting untuk diperhatikan. Jangan sampai  menunda-nunda kewajiban ini hingga mendekati Ramadhan berikutnya. Sebaiknya, segera selesaikan hutang puasa setelah Ramadhan berakhir agar tidak terbebani dan dapat fokus mempersiapkan diri untuk Ramadhan selanjutnya.

Perlu diingat bahwa terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai batas waktu pembayaran hutang puasa. Namun, kesimpulannya, sebelum Ramadhan berikutnya adalah waktu yang paling tepat dan sesuai dengan mayoritas pendapat ulama.

Bagaimana Jika Hutang Puasa Terlewat 1 Kali Ramadhan Bahkan Lebih?

Jika hutang puasa terlewati satu kali Ramadhan bahkan lebih, maka tetap wajib menggantinya. Melansir dari berbagai sumber, setiap utang puasa wajib diganti, meskipun sudah melewati satu atau bahkan bertahun-tahun.

Jika qadha puasa ditunda hingga Ramadhan berikutnya, maka harus menjalankan puasa Ramadhan terlebih dahulu, baru kemudian mengganti utang puasa setelahnya. Bagi yang tidak mampu berpuasa karena usia lanjut atau sakit berkepanjangan, wajib membayar fidyah.

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang cara mengganti utang puasa yang sudah lewat satu atau lebih Ramadhan. Mayoritas ulama (Syafi'i, Maliki, Hambali) berpendapat wajib mengqadha puasa dan membayar fidyah.

Hal ini berdasarkan Surah Al-Baqarah ayat 184: "(Yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin." Imam Abu Hanifah berpendapat cukup memilih salah satu, yakni qadha atau fidyah.

Mengganti hutang puasa yang sudah bertahun-tahun memang membutuhkan komitmen dan kesungguhan. Namun, jangan berkecil hati. Allah SWT Maha Pengampun dan akan menerima taubat kita yang tulus.

Pertama, hitunglah semampunya jumlah hari puasa yang belum dibayar. Jika kesulitan, konsultasikan dengan ulama atau tokoh agama. Kedua, mulailah mengganti puasa tersebut secara bertahap. Jangan terbebani dengan jumlah yang banyak, lakukan sedikit demi sedikit.

 

Hukum Tidak Membayar Hutang Puasa Ramadhan

Puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada tahun ini ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Agama jatuh pada Selasa 12 Maret 2024.
Puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada tahun ini ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Agama jatuh pada Selasa 12 Maret 2024. (Ilustrasi: AI)... Selengkapnya

Hukum tidak membayar hutang puasa Ramadhan adalah haram atau berdosa, terutama jika dilakukan dengan sengaja tanpa alasan syar'i yang sah. Melansir buku M. Quraish Shihab Menjawab oleh M. Quraish Shihab (2008), meninggalkan kewajiban puasa Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan syariat merupakan pelanggaran.

Puasa Ramadhan adalah rukun Islam yang wajib ditunaikan. Meskipun Allah SWT Maha Pengampun, kita tetap harus berusaha menunaikan kewajiban ini.

Allah SWT telah memberikan keringanan bagi mereka yang memiliki uzur syar'i, seperti sakit, perjalanan jauh, wanita haid atau nifas, dan sebagainya. Namun, keringanan ini tidak berarti boleh mengabaikan kewajiban membayar hutang puasa.

Muslim tetap wajib menggantinya setelah kondisi tersebut membaik. Menunda-nunda pembayaran hutang puasa tanpa alasan yang dibenarkan syariat akan berdampak dosa. Oleh karena itu, segera lunasi hutang puasa kita sebelum Ramadhan berikutnya tiba.

Jika lupa jumlah hutang puasa karena sudah bertahun-tahun, tetaplah berusaha menggantinya semampu kita. Konsultasikan dengan ulama atau tokoh agama untuk mendapatkan panduan lebih lanjut.

Tidak membayar hutang puasa juga dapat berdampak buruk pada keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, segera rencanakan dan laksanakan kewajiban ini dengan sebaik mungkin. Jangan sampai kita terlena dengan kesibukan duniawi hingga melupakan kewajiban agama kita. Ingatlah bahwa Allah SWT selalu mengawasi setiap perbuatan hamba-Nya.

Meskipun Allah SWT Maha Pengampun, kita tetap harus berusaha untuk menunaikan kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Taubat yang tulus disertai niat untuk tidak mengulangi kesalahan akan menghapus dosa tersebut.

Trik Bisa Bayar Hutang Puasa Ramadhan

Melunasi hutang puasa Ramadhan, terutama jika sudah menumpuk, membutuhkan perencanaan dan komitmen. Berikut beberapa trik yang dapat membantu:

  1. Buat Daftar dan Hitung Jumlah Hutang Puasa: Mulailah dengan menghitung jumlah hari puasa yang belum dibayar. Catat dengan detail setiap tahunnya. Jika kesulitan mengingat, konsultasikan dengan keluarga atau ulama. Mencatat dengan detail akan memudahkan dalam merencanakan pelunasan hutang puasa. Ketelitian dalam menghitung jumlah hari puasa yang terlewat akan membantu kita dalam merencanakan strategi pelunasan yang efektif dan efisien.

    Dengan mengetahui jumlah pasti hutang puasa, kita dapat menentukan target harian atau mingguan untuk mengganti puasa tersebut. Hal ini akan membuat proses pelunasan menjadi lebih terarah dan terukur, sehingga kita tidak merasa terbebani.

  2. Buat Jadwal Pelunasan: Setelah mengetahui jumlah hutang puasa, buatlah jadwal pelunasan yang realistis. Sesuaikan dengan kondisi fisik dan kesibukan. Jangan memaksakan diri untuk mengganti puasa dalam waktu singkat jika kondisi fisik tidak memungkinkan. Buat jadwal yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi kita.

    Jadwal yang realistis akan membantu kita untuk konsisten dalam mengganti puasa. Jangan sampai jadwal yang terlalu ketat justru membuat kita merasa terbebani dan akhirnya malas untuk menjalankannya. Buatlah jadwal yang nyaman dan mudah diikuti.

  3. Prioritaskan Puasa yang Terdekat: Mulailah dengan mengganti puasa yang paling dekat waktunya. Ini akan memberikan rasa pencapaian dan motivasi untuk melanjutkan pelunasan hutang puasa. Mengganti puasa yang terdekat akan memberikan rasa lega dan mengurangi beban psikologis.

    Dengan menyelesaikan puasa yang terdekat terlebih dahulu, kita akan merasa lebih ringan dan termotivasi untuk melanjutkan pelunasan hutang puasa yang lainnya. Ini akan membuat proses pelunasan menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

  4. Gabungkan dengan Ibadah Lainnya: Gabungkan penggantian puasa dengan ibadah lainnya, seperti sholat tahajud atau membaca Al-Quran. Ini akan membuat ibadah kita lebih bermakna dan berpahala. Menggabungkan penggantian puasa dengan ibadah lain akan menambah pahala dan membuat ibadah kita lebih bermakna.

    Dengan menggabungkan penggantian puasa dengan ibadah lain, kita dapat merasakan ketenangan dan kedamaian batin. Hal ini akan membuat proses pelunasan hutang puasa menjadi lebih ringan dan menyenangkan.

  5. Berdoa dan Bertaubat: Selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan kemudahan dalam melunasi hutang puasa. Jangan lupa untuk bertaubat atas kesalahan yang telah dilakukan. Doa dan taubat akan memberikan kekuatan dan ketenangan dalam menjalankan ibadah.

    Berdoa dan bertaubat merupakan langkah penting dalam proses pelunasan hutang puasa. Dengan berdoa, kita memohon pertolongan dan kekuatan dari Allah SWT. Dengan bertaubat, kita menunjukkan penyesalan atas kesalahan yang telah dilakukan dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

  6. Berkonsultasi dengan Ulama: Jika ada keraguan atau kesulitan, konsultasikan dengan ulama atau tokoh agama. Mereka dapat memberikan panduan dan arahan yang sesuai dengan syariat Islam. Konsultasi dengan ulama akan memberikan kepastian dan ketenangan dalam menjalankan ibadah.

    Ulama atau tokoh agama dapat memberikan solusi dan arahan yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi kita. Jangan ragu untuk bertanya dan meminta bimbingan agar kita dapat melunasi hutang puasa dengan benar dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya